Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Bukan lagi Hubei, medan pertempuran melawan virus corona baru pindah ke Provinsi Heilongjiang, Timur Laut China, yang berbatasan dengan Rusia.
China melaporkan jumlah kasus harian baru tertinggi dalam hampir enam minggu terakhir. Pendorongnya adalah para pelancong yang terinfeksi dari luar negeri.
Tiongkok khawatir peningkatan kasus impor bisa memicu gelombang kedua wabah virus corona, dan mendorong negeri tembok raksasa kembali ke kondisi kehidupan yang lumpuh.
Sebanyak 108 kasus baru virus corona terkonfirmasi di China pada Minggu (12/4), naik dari 99 sehari sebelumnya dan kasus harian tertinggi sejak 5 Maret dengan 143 kasus.
Baca Juga: Redam penyebaran corona, China pangkas jalur perlintasan perbatasan ke negaranya
Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan, dari kasus baru, sebanyak 98 kasus impor, rekor baru. Sebanyak 49 warga Tiongkok yang memasuki Heilongjiang dari Rusia positif Covid-19.
Jumlah total kasus terkonfirmasi di China sekarang mencapai 82.160. Sementara jumlah kematian bertambah dua menjadi 3.341 orang. Kedua kematian berasal dari Hubei.
"Kota kecil kami di sini, kami pikir adalah tempat paling aman," kata seorang warga Kota Suifenhe, yang berbatasan dengan Rusia, yang hanya memberikan nama keluarganya sebagai Zhu.
"Beberapa warga Tionghoa ingin untuk kembali, tetapi itu tidak terlalu masuk akal, untuk apa mereka datang ke sini?" ujarnya kepada Reuters.
Baca Juga: Gara-gara pelancong, kasus corona di China melonjak
Meski jumlah infeksi harian di seluruh China menurun tajam dari puncak epidemi pada Februari, Tiongkok memiliki jumlah kasus harian merayap lebih tinggi setelah mencapai palung pada 12 Maret karena peningkatan kasus impor.
Kota-kota China di dekat perbatasan dengan Rusia memperketat kontrol perbatasan dan memberlakukan karantina yang lebih ketat sebagai respons terhadap masuknya pelancong yang terinfeksi dari negeri beruang merah.
Suifenhe pekan lalu mengumumkan pembatasan pergerakan dan pertemuan yang serupa dengan yang berlaku di Kota Wuhan, tempat virus corona pertama kali muncul akhir tahun lalu, dan memperpanjang penutupan perbatasannya dengan Rusia.
Rute darat lewat Suifenhe menjadi salah satu dari beberapa pilihan yang tersedia untuk warga negara China yang mencoba masuk ke Tiongkok, setelah Rusia menghentikan semua penerbangan ke negara itu.
Baca Juga: Apa rahasia di balik kesuksesan Vietnam menahan penularan corona? Ini bocorannya
Suifenhe dan Harbin, Ibu Kota Heilongjiang, memerintahkan 28 hari karantina untuk semua kedatangan dari luar negeri serta tes asam nukleat dan antibodi.
Jalanan di Suifenhe hampir kosong pada Minggu (12/4) malam karena pembatasan pergerakan. Penduduk mengatakan, banyak orang telah meninggalkan kota ketika jumlah orang yang terinfeksi dari Rusia meningkat.
"Saya tidak perlu khawatir," kata Zhao Wei, warga Suifenhe, kepada Reuters. "Jika ada transmisi lokal, saya akan melakukannya, tetapi tidak ada satu pun. Mereka semua dari perbatasan, tetapi mereka semua telah dikirim ke karantina".