kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dari karyawan perusahaan, menjadi miliarder kelas dunia (2)


Sabtu, 20 April 2019 / 09:05 WIB
Dari karyawan perusahaan, menjadi miliarder kelas dunia (2)


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi

Perjalanan hidup John Brown menjadi nakhoda Stryker Corp memang tidak tiba-tiba. Ia memulai karier dari bawah sebagai karyawan biasa. Namun keuletannya, saat menjadi karyawan menjadikan dirinya terbiasa bertemu dengan pimpinan perusahaan lain. Ia pun berhasil menjadi pucuk pimpinan perusahaan. Berkat kepiawaiannya, ia tercatat menjadi miliarder yang menduduki peringkat 400 besar di dunia. Kekayaan Brown mencapai US$ 4,1 miliar.

Jalan hidup John Brown untuk bisa menjadi miliarder dunia memang tak mudah. Pria yang kini berumur 84 tahun ini sebelum menjadi nakhoda dari perusahaan yang bernama Stryker Corp, ternyata meniti karir menjadi karyawan biasa.

Awal karier Brown berawal di Ormet Corporation. Dari perusahaan ini menjadikan dirinya menjadi pribadi yang lebih terbuka. Kala itu, pria kelahiran Atlanta, Georgia Amerika Serikat (AS) ini menduduki jabatan sebagai manajer di perusahaan tersebut. Berkat posisinya ini, ia pun kerap bertemu dengan para pemimpun perusahaan.

Brown menyadari, cara terbaik bagi seseorang mencicipi kesuksesan adalah dengan menjadi pelayan di setiap organisasi atau perusahaan. Sepakat dengan istilah rumput tetangga lebih hijau, di tahun 1962 John Brown memilih meninggalkan Ormet dan bekerja di tempat lain.

Kantor keduanya adalah di perusahaan Kimia Thiokol tepatnya Pabrik Amunisi Tentara Longhorn di Texas. Perusahaan ini menurut ceritanya fokus pada pengembangan dan pembuatan roket padat. Tempat yang sangat bagus bagi seorang insinyur.

Keberuntungan pertama kali datang kepada dirinya di tempat ini, sebab tiga tahun karier di Thiokol, perusahaan tersebut terpaksa melakukan PHK dan Ia menjadi salah satu orang yang selamat dari PHK tersebut.

Tak yakin dengan kantor lamanya, ia pun memutuskan untuk mencari pekerjaan baru. Kemudian, John Brown masuk ke perusahaan baru bernama Squibb pada tahun 1965. Di tempat ini, oa belajar tentang logistik untuk mengambil produk dari tahap uji coba hingga produksi ke pasar.

Saat di Squibb, John memiliki seorang mentor yang tak disebutkan namanya, orang ini lah yang mengajarkannya menjadi seorang manajer yang baik.

Brown mengaku selama lima tahun belajar banyak dari orang ini. Terutama caranya menuntun seseorang untuk menjadi lebih baik. Beberapa hal yang Ia pelajari misalnya seperti mengkoordinasi produk baru, relokasi pegawai, menjadi kepala proyek, menjadi pemimpin di pusat penelitian, manajer manufaktur, manajer personalia hingga menjadi asisten pemimpin perusahaan.

Kegigihannya dalam bekerja pun akhirnya mendapat perhatian lebih dari mentornya. Iapun ditunjuk sebagai salah satu inisiator dari rencana ekspansi Squibb yakni mengakuisisi Edward Weck & Company, produsen alat bedah manual yang terkemuka kala itu.

Namanya pun mulai terkenal karena rencana perusahaannya untuk melakukan akuisisi sudah lama berlangsung, tapi tak kunjung usai. Brownlah yang menjadi tokoh kunci terkait kesuksesan akuisisi tersebut.

Nah, kiprahnya pun mulai mendapat sorotan dari perusahaan besar. Akhirnya pada tahun 1976 Brown mendapat telepon dari seorang perekrut, yang membantu Stryker setelah kehilangan Presiden sekaligus Direktur Keuangan yaitu Lee Stryker, putra pendiri perusahaan yang tewas dalam kecelakaan pesawat. Perusahaan ini membutuhkan pemimpin yang baru.

Ia sebenarnya ragu untuk menerima tawaran tersebut, namun mentornya di Squibb itu mendorongnya untuk mengambil peluang tersebut. Akhirnya, setelah menerima tawaran tersebut, 15 menit setelahnya seluruh anggota Dewan Direksi di Stryker menyetujui Brown untuk memimpin perusahaan. Ia dinilai tangguh dan cukup cerdik dalam berbisnis, ditambah pengalamannya yang sudah sangat banyak.

Dari sinilah, Brown berhasil memupuk kekayaan hingga Forbes mencatat menembus US$ 4,1 miliar dan berada di rangking 400 besar miliarder dunia.

(Selesai)



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×