kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.922   8,00   0,05%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Data Ekonomi Terbaru Turunkan Potensi Resesi Global 2023


Jumat, 13 Januari 2023 / 17:32 WIB
Data Ekonomi Terbaru Turunkan Potensi Resesi Global 2023
ILUSTRASI. China membuka kembali perbatasan


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Ekonomi global menunjukkan tanda-tanda menuju perbaikan. Itu tercermin dari penurunan inflasi di Amerika Serikat (AS) dan meningkatkan mobilitas di China setelah kebijakan zero Covid-19 ditangguhkan.

Tingkat inflasi tahunan AS pada Desember 2022 mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan kenaikan suku bunga The Fed tampaknya sudah mulai menunjukkan hasil. Penurunan inflasi ini terutama didorong oleh terkoreksinya harga bensin dan kendaraan bermotor.

Pada Desember 2022, indeks harga konsumen (IHK) AS mencapai 6,5% secara tahunan atau year on year (YoY). Itu turun dari inflasi pada November yang mencapai 7,1%.

Puncak inflasi tahunan terjadi pada Juni yang mencapai 9,1%. Data terbaru ini meningkatkan ekspektasi laju kenaikan suku bunga The Fed selanjutnya akan menurun.

Pejabat The Fed Philadelphia Patrick Harker menyambut baik penuruan itu. Ia mengharapkan kenaikan Fed rate bulan depan lebih kecil dari sebelumnya yakni menjadi 25 basis point (bps).

Sementara Sung Won Sohn, Guru Besar Keuangan dan Ekonomi Universitas Loyola Marymount di Los Angeles menilai langkah yang dilakukan The Fed sudah mulai berbuah meskipun tingkat inflasi tersebut masih jauh dari target 2%

"Puncang gunung inflasi sudah sudah dilewati. Pertanyaan sekarang adalah seberapa curam penurunan ke depan," kata Sohn seperti dikutip Reuters, Jumat (13/1).

Baca Juga: Mengejutkan, Ekonomi Inggris Tumbuh 0,1% di Bulan November 2022

Inflasi AS secara bulan pada Desember 2022 turun 0,1%. Ini penurunan pertama sejakan Mei 2020. Pada November IHK secara bulan justru naik 0,1%.

Sebelumnya ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan inflasi pada Desember tidak akan berubah. Ini merupakan bulan ketiga berturut-turun, IHK berada di bawah proyeksi analis. Ini menunjukkan data beli konsumen naik dan meningkatkan harapan bahwa AS bisa menghindar dari resesi.

Tidak termasuk makanan, tempat tinggal, energi, harga konsumen turun selama tiga bulan berturut-turut. "Laporan inflasi ini meningkatkan kemungkinan terjadi soft landing," kaya Sinem Buber, Kepala Ekonom ZipRecruiter.

Harga bensin anjlok 9,4% setelah turun 2,0% di bulan November. Tetapi biaya gas alam naik 3,0%, sedangkan listrik naik 1,0%. Harga makanan naik 0,3%, kenaikan terkecil dalam hampir dua tahun, setelah naik 0,5% di bulan sebelumnya.

Biaya makanan yang dikonsumsi di rumah meningkat 0,2%, juga terendah sejak Maret 2021. Harga buah dan sayuran turun seperti halnya harga produk susu, tetapi harga daging, unggas, dan ikan lebih mahal. Harga telur melonjak 11,1% karena flu burung.

Tahun lalu, The Fed telah menaikkan suku bunga 425 bps ke kisaran 4,25%-4,50%, tertinggi sejak akhir 2007. Pada Desember, Fed memproyeksikan setidaknya akan adan kenaikan tambahan 75 bps hingga akhir 2023. Pasar keuangan memperkirakan kenaikan suku bunga 25 bps pada pertemuan The Fed 31 Januari-Februari.

Sementara pasar tenaga kerja AS tetap ketat, dengan tingkat pengangguran kembali ke level terendah lima dekade sebesar 3,5% pada bulan Desember.

Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara turun 1.000 menjadi 205.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 7 Januari 2023.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×