Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
Baca Juga: IMF Berharap Pertumbuhan Ekonomi Global di 2023 Bisa Stabil di Kisaran 2,7%
Klaim tetap rendah meskipun terjadi PHK profil tinggi di industri teknologi serta pemutusan hubungan kerja di sektor yang sensitif terhadap suku bunga seperti keuangan dan perumahan.
Sementara di China, mobilitas meningkat setelah pemerintahnya melonggarkan pembatasan ketat Covid-19. Data mobilitas dan belanja yang mencakup lalu lintas penumpang kereta bawah tanah dan penerbangan meningkat sejak akhir Desember sejak kebijakan Zero Covid-19 ditangguhkan.
Namun, beberapa indikator menunjukkan aktivitas China belum sepenuhnya pulih ke level beberapa bulan sebelumnya. Banyak ekonom mengingatkan, perlu tetap berhati-hati melihat laju pemulihan ekonomi China dengan pembukaan kembali aktivitas yang lebih cepat dibandingkan perkiraan.
"Penurunan belanja ritel yang basisnya semakin luas, menunjukkan bahwa dibutuhkan waktu untuk membalikkan dampak psikologis negatif pada konsumen China yang disebabkan oleh pembatasan ketat selama tiga tahun," kata Louise Loo, Ekonom Senior di Oxford Economics. Selain itu, pemulihan yang cepat terhambat oleh kondisi likuiditas rumah tangga yang berubah selama pandemi.
Pemerintah China berjanji untuk meningkatkan permintaan, terutama konsumsi pada tahun ini. Namun, kontributor perekonomian China lainnya kekurangan tenaga akibat lonjakan suku bunga untuk menekan inflasi.
Pengaruh kenaikan suku bunga memberikan dampak negatif terhadap ekspor China yang membantu perekonomiannya selama era pandemi.
Baca Juga: Ramalan Terbaru IMF Soal Ekonomi Global, AS dan Jepang, Bagus atau Buruk?
Survei aktivitas pabrik terbaru menunjukkan sub-indeks pesanan ekspor baru terkontraksi selama 20 bulan berturut-turut. Indeksnya bahkan menurun menjadi 44,2 pada Desember dibandingkan 46,7 pada November.
Indeks di bawah 50 menunjukkan kondisi kontraksi terhadap produksi. Survei juga menunjukkan, kondisi ketenagakerjaan di sektor manufaktur China juga berada di bawah tekanan.
Ekonom memperkirakan, pertumbuhan ekonomi China akan mulai meningkat pada kuartal kedua tahun ini, didukung oleh konsumsi yang kuat dan meningkatnya belanja pemerintah untuk proyek infrastruktur.
Sementara pemulihan pasar properti diperkirakan membutuhkan waktu lebih lama. Bank Dunia meramal ekonomi China tumbuh 4,3% pada 2023, naik tahun 2022 yang diproyeksi 2,7%.