kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Data terkini: Jumlah kasus corona global lampaui 500.000, dengan 22.000 kematian


Jumat, 27 Maret 2020 / 06:47 WIB
Data terkini: Jumlah kasus corona global lampaui 500.000, dengan 22.000 kematian
ILUSTRASI. Peti jenazah korban virus corona di Italia. REUTERS/Flavio Lo Scalzo


Sumber: South China Morning Post,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Data yang dihimpun Universitas Johns Hopkins AS menunjukkan, jumlah orang yang terinfeksi virus corona baru secara global sudah melebihi 500.000 pada hari Kamis (26/3/2020).

Data yang sama juga menunjukkan, jumlah korban jiwa dari Covid-19 telah melampaui 22.000, di mana Italia mencatatkan lebih dari 8.000 kematian. Italia dan China telah melaporkan lebih dari 80.000 kasus. Yang mengejutkan, penyebaran virus mematikan di Amerika Serikat sudah mengalahkan kasus di kedua negara tersebut, dengan setidaknya 81.321 kasus dan lebih dari 1.000 kematian dikonfirmasi.

Melansir Reuters, dalam konferensi video Kamis yang diadakan oleh para pemimpin Kelompok 20, direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pandemi ini "melaju dengan kecepatan eksponensial".

Baca Juga: AS kini jadi negara dengan kasus terbanyak corona di dunia

"Hampir setengah juta orang telah terinfeksi, dan lebih dari 20.000 orang kehilangan nyawa," kata kepala WHO. "Tanpa tindakan agresif di semua negara, jutaan orang bisa mati."

"Ini adalah krisis global yang menuntut respons global," tambahnya seperti dikutip Reuters.

Kondisi terkini AS

Menurut data yang dikumpulkan oleh The New York Times, setidaknya 81.321 orang di AS diketahui telah terinfeksi virus corona, lebih banyak kasus daripada yang pernah dilihat oleh China, Italia, atau negara lain.

Baca Juga: Perangi corona, pemimpin G20 suntikkan US$ 5 triliun ke dalam ekonomi global

Korban tewas negara itu melonjak melewati 1.000 pada hari Kamis, sementara jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran memecahkan rekor tertingginya.

South China Morning Post melaporkan, sekitar setengah populasi Amerika Serikat berada di bawah perintah tinggal di rumah yang ditujukan untuk mengendalikan penyebaran virus. Efek sampingnya adalah ekonomi terguncang dan gelombang PHK pun terjadi.

Baca Juga: Covid-19: Keluarga karyawan Kedubes AS di bawah 21 tahun dititahkan tinggalkan RI

Departemen Tenaga Kerja melaporkan, jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran pada pekan lalu melonjak ke rekor tertingginya yakni 3,28 juta orang. Hampir lima kali rekor mingguan sebelumnya 695.000 selama resesi 1982.

Pimpinan Federal Reserve Jerome Powell mengatakan, Amerika Serikat mungkin sudah berada dalam resesi.




TERBARU

[X]
×