Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
Meskipun beberapa bagian negara telah mulai dibuka kembali, para ekonom tidak melihat ekonomi akan kembali ke tingkat pra pandemi dengan cepat, dan memakan waktu bertahun-tahun.
Pembukaan kembali ekonomi juga berisiko terjadi gelombang infeksi kedua dan lockdown lebih lanjut.
Survei dari Institute for Supply Management (ISM) yang dirilis Selasa (5/5) menunjukkan indeks aktivitas non-manufaktur turun ke pembacaan 41,8 bulan lalu, kontraksi pertama sejak Desember 2009. Itu juga level terendah sejak Maret 2009 dan diikuti pembacaan dari 52,5 pada bulan Maret.
Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi di sektor jasa, yang menyumbang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi AS. Survei ISM untuk pesanan baru untuk industri jasa turun ke rekor terendah di bulan April.
"Kami berharap puncak dampak Covid-19 terhadap perekonomian AS terjadi pada kuartal ini, dengan PDB turun sekitar 30% secara tahunan," kata Ryan Sweet, ekonom senior Moody's Analytics seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Media pemerintah China sebut Menlu AS sebagai orang jahat dan gila
Saham-saham di Wall Street naik karena para investor mengabaikan data tersebut. Investor lebih fokus pada pemulihan harga minyak dan pelonggaran pembatasan perjalanan di beberapa negara.
Pada bulan Maret, defisit perdagangan barang yang sensitif secara politis dengan China US$ 4,2 miliar menjadi US$ 11,8 miliar, terendah dalam 16 tahun. Impor dari China turun, sementara ekspor ke China naik.
Bila disesuaikan dengan inflasi, keseluruhan defisit perdagangan barang meningkat US$ 6,5 miliar menjadi US$ 75,3 miliar di bulan Maret. Meskipun ada peningkatan pada Maret, defisit perdagangan barang menyempit tajam pada kuartal pertama.
Tetapi kontribusi perdagangan terhadap PDB kuartal pertama diimbangi oleh penurunan tajam dalam inventaris serta belanja konsumen dan investasi bisnis yang lebih lemah karena impor yang anjlok.
Pada bulan Maret, ekspor turun 9,6% menjadi US$ 187,7 miliar, terendah sejak November 2016. Ekspor barang turun 6,7%, terbesar sejak Desember 2008, menjadi US$ 128,1 miliar. Ada penurunan ekspor barang modal, yang turun US$ 2,0 miliar menjadi US$ 42,6 miliar, terendah sejak November 2016.