kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Deflasi, ECB diperkirakan rilis QE


Kamis, 08 Januari 2015 / 14:36 WIB
Deflasi, ECB diperkirakan rilis QE
ILUSTRASI. Apa saja perasaan yang pasti muncul saat pertama kali jatuh cinta?


Sumber: money.cnn,Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia

LONDON. Data ekonomi yang menunjukkan zona euro mengalami deflasi 0,2% pada bulan Desember lalu, menyulut spekulasi bahwa European Central Bank (ECB) kemungkinan besar mengumumkan perluasan stimulus. Presiden ECB Mario Draghi dijadwalkan mengumumkan perluasan stimulus ini pada 22 Januari mendatang.

 Media di Belanda Het Financieele Dagblad memberitakan, Bank sentral Eropa ini kemungkinan mengumumkan perluasan stimulus berbentuk quantitative easing (QE) lantaran sudah digodok selama dua bulan terakhir. ECB dikabarkan memiliki tiga opsi perluasan stimulus.

"Pertanyaannya tidak lagi, 'apakah' ECB mengumumkan stimulus, tapi 'bagaimana' mereka menjahit QE," kata Teunis Brosens, Ekonom di ING Groep NV di Amsterdam, dikutip Bloomberg.

Program QE merupakan salah satu strategi bank sentral AS Federal Reserve memulihkan perekonomiannya. QE dilakukan dengan cara mencetak uang baru lalu membeli aset obligasi dari bank atau negara untuk meningkatkan suplai uang di pasar.

Pekan lalu, Draghi mengatakan tidak bisa mengesampingkan risiko deflasi. Dia bilang, mempersiapkan perluasan stimulus untuk melawan deflasi dan menggairahkan perekonomian. 

Perluasan stimulus ini akan melengkapi senjata pelonggaran moneter ECB. Sejak Juni, bank sentral sudah memangkas bunga acuan dua kali, menawarkan pinjaman murah jangka panjang pada perbankan untuk kredit, dan memulai pembelian asset-backed securities (ABS). Setelah mencatat inflasi hanya 0,3% di bulan November lalu, zona euro malah merasakan deflasi di bulan Desember.

Terakhir kali zona euro mencatat inflasi negatif adalah di tahun 2009, ketika krisis finansial global ditandai kejatuhan Lehman Brothers Holdings Inc. Sekarang ini, penurunan dipicu pelambatan ekonomi dan penurunan harga minyak mentah yang sampai 50% tahun lalu.

"Dengan penurunan harga minyak, tekanan pada harga dan aktivitas ekonomi yang terbatas, zona euro mungkin masih menghadapi deflasi dalam beberapa bulan mendatang," ramal howard Archer, Kepala Ekonom untuk Eropa di IHS, London, dikutip money.CNN.

Harga bahan bakar energi di zona euro jatuh 6,3% pada Desember dibanding setahun sebelumnya. Tanpa menghitung harga barang yang berfluktuasi seperti energi, makanan, rokok, dan alkohol, inflasi inti zona euro masih naik 0,8% year on year.


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×