kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.342   41,00   0,25%
  • IDX 7.393   80,77   1,10%
  • KOMPAS100 1.043   7,04   0,68%
  • LQ45 788   2,86   0,36%
  • ISSI 247   4,62   1,90%
  • IDX30 408   1,32   0,32%
  • IDXHIDIV20 466   0,80   0,17%
  • IDX80 118   0,88   0,76%
  • IDXV30 119   0,47   0,40%
  • IDXQ30 129   -0,03   -0,03%

Deloitte: Sentimen Konsumen Inggris Alami Penurunan Terdalam Hampir 3 Tahun


Senin, 21 Juli 2025 / 10:39 WIB
Deloitte: Sentimen Konsumen Inggris Alami Penurunan Terdalam Hampir 3 Tahun
ILUSTRASI. Sentimen konsumen di Inggris mengalami penurunan tajam pertama dalam hampir tiga tahun pada bulan lalu, mencerminkan kekhawatiran yang meningkat terkait keamanan pekerjaan, menurut survei Deloitte REUTERS/Henry Nicholls


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - LONDON. Sentimen konsumen di Inggris mengalami penurunan tajam pertama dalam hampir tiga tahun pada bulan lalu, mencerminkan kekhawatiran yang meningkat terkait keamanan pekerjaan, menurut survei Deloitte yang dirilis pada Senin (21/7).

Deloitte melaporkan bahwa indeks kepercayaan konsumen turun sebesar 2,6 poin persentase menjadi 10,4% pada kuartal kedua 2025, yang merupakan level terendah sejak kuartal pertama 2024.

Baca Juga: Siapa Pemilik Bitcoin Terbanyak di Dunia pada Tahun 2025? Ini Daftarnya

Penurunan ini merupakan yang pertama sejak kuartal ketiga 2022, saat inflasi Inggris menyentuh dua digit dan pasar keuangan terguncang akibat rencana anggaran Perdana Menteri saat itu, Liz Truss.

Satu-satunya penurunan setelahnya, sebesar 0,2 poin tahun lalu, dianggap Deloitte tidak signifikan secara statistik.

“Ketidakpastian di pasar tenaga kerja telah membuat konsumen khawatir akan keamanan pekerjaan dan prospek pertumbuhan pendapatan, sementara inflasi yang bertahan dan tingginya biaya hidup berdampak negatif terhadap persepsi mereka terhadap utang pribadi,” ujar Celine Fenech, pemimpin wawasan konsumen di Deloitte.

Kekhawatiran Pasar Tenaga Kerja

Perusahaan-perusahaan menyalahkan kenaikan pajak ketenagakerjaan dan upah minimum yang mulai berlaku pada April, serta rencana perubahan hukum yang membuat pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan baru menjadi lebih sulit, sebagai alasan mereka enggan merekrut tenaga kerja baru.

Data resmi pekan lalu menunjukkan tingkat pengangguran di Inggris naik menjadi 4,7% dalam periode tiga bulan hingga Mei, level tertinggi sejak 2021. Sementara itu, inflasi melonjak menjadi 3,6% pada Juni, tertinggi sejak Januari 2024.

Baca Juga: Korea Selatan Mengkaji Berbagai Opsi untuk Meningkatkan Hubungan dengan Korea Utara

Perbedaan dengan Survei GfK

Temuan Deloitte sedikit berbeda dari survei sentimen konsumen terlama di Inggris dari GfK, yang sempat melemah pada paruh kedua tahun lalu namun naik ke level tertingginya sejak Desember pada bulan lalu.

Survei Deloitte dilakukan terhadap 3.200 konsumen antara 13 hingga 16 Juni. Indeks kepercayaan konsumen dihitung berdasarkan enam indikator, yakni: keamanan pekerjaan, peluang kerja, pendapatan, utang, kesejahteraan anak, serta kesehatan dan kesejahteraan secara umum.

Menariknya, pada pertanyaan terpisah mengenai kondisi perekonomian, terjadi kenaikan sebesar 3,9 poin persentase dalam persepsi responden. Namun angka tersebut masih 18,4 poin lebih rendah dibandingkan setahun sebelumnya.

Baca Juga: Microsoft Peringatkan atas Serangan Siber Terhadap Server SharePoint

“Meski aktivitas ekonomi Inggris melambat dalam beberapa bulan terakhir, peningkatan kepercayaan bisnis yang terlihat dalam Survei CFO Deloitte terbaru menunjukkan adanya ketahanan di tengah ketidakpastian geopolitik,” kata Kepala Ekonom Deloitte, Ian Stewart.

Selanjutnya: Gachiakuta Episode 3 Belum Rilis, Ada Apa? Ini Jadwal Tayang yang Terbaru

Menarik Dibaca: Gerakan Warkop RAWvolution dari Jalin Foundation Jadi Inisiasi Ruang Ekspresi Remaja


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×