kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Demi hutan, China akan stop produksi sumpit kayu


Senin, 11 Maret 2013 / 20:55 WIB
Demi hutan, China akan stop produksi sumpit kayu


Reporter: Amal Ihsan Hadian | Editor: Amal Ihsan

BEIJING. Untuk menyelamatkan hutan, China akan mengurangi produksi sumpit sekali pakai (disposable) yang diproduksi sebanyak 80 juta pasang setiap tahun. Upaya pengurangan produksi sumpit kayu ini mengemuka dalam sidang parlemen China, Kongres Nasional Rakyat, Senin (11/3).

"Kita harus mengubah kebiasaan kita dan berhenti memproduksi sumpit sekali pakai," kata Bo Guangxin, pemimpin Jilin Forest Industry, badan usaha milik negara (BUMN) kehutanan China, dalam sidang parlemen, seperti dikutip South China Morning Post. Ia menegaskan, kebiasaan menggunakan sumpit kayu sekali pakai, meski kelihatan sepele, mengancam kelanggengan hutan China.  

Produksi sumpit China berkisar hingga 80 juta pasang setahun tersebut, menurut Guangxin, itu cukup banyak untuk memenuhi Lapangan Tiananmen dengan tiga tumpuk lapisan sumpit. "Untuk memenuhi permintaan itu, 20 juta pohon yang berusia rata-rata 20-an tahun harus ditebang setiap tahun," ungkap Guangxin.  

Menurut Badan Administrasi Kehutanan China, cakupan hutan China mencapai 20,36% dari seluruh total wilayahnya. Adapun cakupan hutan per kapita hanya mencapai 0,415 hektare, seperempat rata-rata dunia. Makanya, tahun 2007, China mengenakan pajak penjualan 5% untuk penjualan sumpit kayu.  

Cuma, produksi sumpit kayu China tetap tinggi. Menurut Guangxin, ini karena orang China masih memiliki budaya makan dengan menggunakan sumpit kayu sekali pakai. Ujungnya, permintaan sumpit kayu disposable tetap tinggi.

Guangxin mengusulkan, China harus mengubah kebiasaan makan dengan meminta semua orang untuk membawa sumpitnya sendiri. Kedua, secara bertahap, memperkenalkan sumpit berbahan dasar besi atau aluminium untuk mengganti sumpir kayu sekali pakai.

Kebutuhan China akan kayu melonjak tiga kali lipat sejak 2000 hingga mencapai 180 juta meter kubik pada 2011, sebagaimana laporan Badan Investigasi Lingkungan yang berbasis di London, Inggris. Organisasi ini mengatakan, meningkatnya kebutuhan kayu China -yang sepersepuluhnya diperoleh secara ilegal- menjadikan nasib hutan alam dunia kini berada di tangan China.

Setiap tahun, Kongres Nasional Rakyat, berkumpul untuk mengesahkan berbagai keputusan yang sudah dibuat para pemimpin partai komunis.




TERBARU

[X]
×