Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto
Parlemen akan kembali memulai rapat kerja pada 3 September 2019, dan hanya akan duduk selama dua minggu sebelum mengambil reses tiga minggu ke depan yang memungkinkan anggota parlemen pergi ke konferensi partai tahunan mereka.
Baca Juga: Trump: AS akan memiliki kesepakatan dagang utama dengan Inggris pasca Brexit
Anggota parlemen yang menentang Brexit tidak akan diam saja. Beberapa akan tetap bertemu di gedung lain, dan menentang Rencana Perdana Menteri. Parlemen juga telah mengeluarkan langkah-langkah lain yang bertujuan memaksa pemerintah untuk bertemu.
Mereka masih bisa bergerak melawan Johnson minggu depan, mungkin dengan mosi tidak percaya. Tetapi bahkan itu bisa sulit, menurut Martyn Atkins, seorang pegawai parlemen.
Jika Ratu telah setuju untuk menunda parlemen, itu akan tetap berlaku, yang berarti akan muncul pertentangan sampai tanggal penangguhan parlemen untuk membentuk pemerintah baru.
Baca Juga: Boris Johnson ke Donald Trump: Singkirkan hambatan perdagangan Anda!
"Keputusan perdana menteri sangat dipertanyakan dan terus terang sangat keterlaluan. Ini adalah upaya yang disengaja untuk memastikan bahwa Parlemen tidak duduk selama lima minggu,” Dominic Grieve, salah satu Konservatif mencoba menghentikan Brexit tanpa kesepakatan.
Lawan Johnson tidak ingin menggunakan mosi tidak percaya, sebaliknya lebih memilih untuk mencoba mengesahkan undang-undang yang akan memaksa perdana menteri untuk mencari perpanjangan Brexit.
Tetapi Grieve mengatakan mereka mungkin sekarang tidak punya pilihan, dan kembalinya Parlemen minggu depan akan melihat langkah-langkah untuk menghentikan pemerintah, termasuk kemungkinan pemungutan suara.