Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Empat petugas kepolisian St. Louis, Amerika serikat (AS), tertembak pada Senin (1/6) malam saat terjadi protes keras atas kematian seorang pria kulit hitam oleh polisi.
Peristiwa penembakan tersebut hanya selang beberapa jam setelah Presiden Donald Trump berjanji untuk menggunakan militer AS untuk menghentikan bentrokan yang meluas di negeri uak Sam.
Trump semakin menyulut kemarahan dengan berpose di sebuah gereja sambil memegang Alkitab, setelah petugas penegak hukum menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membersihkan jalan baginya untuk berjalan ke sana.
Demonstran membakar sebuah mal di Los Angeles, menjarah toko-toko di New York City, dan bentrok dengan polisi di St Louis, Missouri, dengan empat petugas dibawa ke rumahsakit dengan luka tembak yang tidak mengancam jiwa.
Baca Juga: Protes sulit teratasi, polisi tembak mati pemilik resto kulit hitam di Kentucky
"Para petugas masih terlibat baku tembak di pusat kota dan kami akan membagikan lebih banyak info jika tersedia," kata Kepolisian St Louis di akun Twitter seperti dilansir Reuters. .
Trump mengutuk pembunuhan terhadap George Floyd, seorang warga Amerika keturunan Afrika berusia 46 tahun yang meninggal setelah seorang polisi kulit putih menjepit lehernya di bawah lutut selama hampir sembilan menit di Minneapolis pada 25 Mei, dan menjanjikan keadilan.
Tapi, "Wali Kota dan gubernur harus membangun kehadiran penegakan hukum yang luar biasa sampai kekerasan teratasi," kata Trump dalam konferensi pers di Rose Garden Gedung Putih, Senin (1/6), seperti dikutip Reuters.
"Jika sebuah kota atau negara menolak untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan dan properti penduduk mereka, maka saya akan mengerahkan militer Amerika Serikat dan dengan cepat menyelesaikan masalah bagi mereka," tegasnya.
Baca Juga: Bisakah Trump kirim militer padamkan kekerasan para demonstran?
Setelah konferensi pers, Trump berjalan melalui area yang telah polisi bersihkan ke Gereja Episkopal St. John di dekat Gedung Putih, tempat ia berpose untuk berfoto bersama putrinya, Ivanka, dan Jaksa Agung AS William Barr.
Uskup Agung Gereja Episkopal di Washington DC Michael Curry termasuk di antara mereka yang mengkritik Trump yang menggunakan gereja bersejarah itu untuk berfoto.
"Dengan melakukan itu, dia menggunakan bangunan gereja dan Alkitab untuk tujuan politik partisan," ujar Curry di akun Twitter seperti dikutip Reuters. Gereja ini mengalami kerusakan akibat kebakaran kecil selama protes pada Senin (1/6) malam.
Gedung Putih mengatakan, sedang membersihkan daerah itu sebelum jam malam berlaku.
Baca Juga: Mantan Presiden AS Obama kutuk kekerasan terhadap para demonstran
Beberapa jam kemudian, ribuan orang berbaris melewati Brooklyn sambil berteriak "Keadilan sekarang!". Sementara mobil melaju bersama di belakang, dengan beberapa pengemudi membunyikan klakson.
Gambar-gambar di televisi menunjukkan kerumunan orang menghancurkan jendela dan menjarah toko-toko mewah di sepanjang Fifth Avenue di Manhattan sebelum jam malam berlaku. Wali Kota Bill de Blasio mengatakan, jam malam diperpanjang mulai pukul 8 malam pada Selasa (2/6).
Dalam demonstrasi di Buffalo, New York, Senin (1/6) malam, dua polisi ditabrak mobil. Para pejabat Kepolisian menyebutkan, pengemudi dan penumpangnya sudah ditahan. Hanya tidak jelas, apakah insiden penabrakan itu disengaja atau tidak.