Sumber: Al Jazeera | Editor: S.S. Kurniawan
Laut China Selatan, yang diklaim hampir seluruhnya oleh China tetapi juga oleh negara-negara Asia Tenggara termasuk Filipina, Vietnam, dan Malaysia, merupakan salah satu jalur perairan tersibuk di dunia dan telah menjadi fokus kepentingan maritim yang semakin meningkat.
“Skenario dirancang untuk mendorong negara-negara untuk bekerja sama melalui aset kesadaran domain maritim untuk lebih memahami operasi dan kepatuhan terhadap norma-norma internasional,” kata Kapten Tom Ogden, komandan Destroyer Squadron 7 AS.
“Mempraktikkan intersepsi multilateral, multi-platform membantu mitra Asia Tenggara kami bersiap untuk kemungkinan keterlibatan dunia nyata di masa depan,” imbuh dia.
SEACAT bergulir pada 2002 lalu awalnya latihan militer betajuk Kerjasama Asia Tenggara Melawan Terorisme.
Peluncuran latihan militer tersebut setelah serangan September 2001 di AS dan berganti nama pada 2012 untuk fokus memajukan pelatihan di antara Angkatan Laut dan Penjaga Pantai di Asia Selatan dan Tenggara untuk mengelola tantangan, termasuk pembajakan dan penyelundupan.
Beberapa organisasi internasional dan non-pemerintah juga mengambil bagian dalam latihan militer tersebut tahun ini. Termasuk, United Nations Office of Drugs and Crime (UNODC), EU Critical Maritime Route Wider Indian Ocean (CRIMARIO), dan International Committee of the Red Cross (ICRC).