kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   44.000   2,35%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

Di hadapan Merkel, Xi Jinping berjanji akan lebih membuka ekonomi China


Sabtu, 07 September 2019 / 17:50 WIB
Di hadapan Merkel, Xi Jinping berjanji akan lebih membuka ekonomi China


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Presiden China Xi Jinping mengatakan pada hari Jumat bahwa Cina akan menepati janjinya untuk membuka ekonominya sejalan dengan upaya untuk mencari dukungan Eropa dalam perang dagang dengan Amerika Serikat. Hal itu disampaikan saat Xi bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel 

Dilansir dari South China Morning Post, Xi mengatakan bahwa China dan Jerman perlu mengintensifkan kerja sama strategis mereka untuk memastikan semua orang dapat menikmati kue bisnis yang lebih besar.

Baca Juga: Mahathir: Protes di Hong Kong menunjukkan keterbatasan satu negara dengan dua sistem

Dia berpendapat bahwa pasar China. “Dengan demikian keterbukaan makin luas dari sektor manufaktur ke sektor keuangan dan jasa. Hal ini akan membawa lebih banyak peluang baru bagi Jerman dan semua negara lain di dunia," katanya.

Merkel, yang melakukan kunjungan resminya yang ke-12 ke China sejak menjabat pada 2005 lalu mengatakan bahwa perselisihan yang berkepanjangan antara China dan AS telah mempengaruhi semua orang di dunia.

Karena itu, perlu untuk segera menemukan solusi masalah ini.

China dan Amerika Serikat sendiri direncanakan untuk mengadakan pembicaraan pada akhir bulan ini untuk mempersiapkan jalan bagi perunding mereka di awal Oktober. Tetapi harapan untuk adanya resolusi yang cepat terbilang masih redup.

Baca Juga: Melunak, China tawarkan proposal perdamaian untuk membeli produk pertanian AS

Sementara Jerman sebagai kekuatan ekonomi utama dari Uni Eropa, berisiko terjebak dalam baku tembak perang dagang di saat ancaman resesi juga makin meningkat.

Negara-negara dan perusahaan-perusahaan dari Eropa menentang keputusan AS untuk menargetkan China dengan tarif tambahan. Meski Eropa juga memiliki kekhawatiran soal lambatnya reformasi ekonomi Beijing, penggunaan subsidi negara untuk mendukung industri dan perlindungan yang buruk terkait kekayaan intelektual.

Dengan demikian, mereka telah mendorong Beijing untuk lebih membuka ekonomi China sebagai cara membuka jalan menuju resolusi.

Xi juga mengatakan China dan Jerman harus bersama-sama mengeksplorasi bidang teknologi seperti kendaraan dengan energi baru, manufaktur, kecerdasan buatan, digitalisasi, dan jaringan komunikasi 5G.

Baca Juga: Cuma diproduksi 63 unit, mobil hybrid Lamborghini seharga Rp 50 miliar ludes terjual




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×