kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di KTT ASEAN-China, Duterte kutuk gejolak terbaru di Laut China Selatan


Senin, 22 November 2021 / 20:31 WIB
Di KTT ASEAN-China, Duterte kutuk gejolak terbaru di Laut China Selatan
ILUSTRASI. Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberi isyarat saat menyampaikan Pidato Kenegaraan ke-6 di House of Representative di Quezon City, Metro Manila, Filipina, 26 Juli 2021. REUTERS/Lisa Marie David.


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Senin (22/11) mengutuk gejolak terbaru di Laut China Selatan setelah kapal Penjaga Pantai China menembakkan meriam air ke kapal Filipina.

Duterte membuat pernyataan pada pertemuan puncak regional Asia yang diselenggarakan oleh Presiden China Xi Jinping, yang bersumpah negaranya "tidak akan pernah mencari hegemoni, dan tentu saja tidak menggertak yang kecil".

China mengklaim hampir semua Laut China Selatan, yang dilalui perdagangan bernilai triliunan dollar AS setiap tahun, dengan klaim yang bersaing dari Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.

Beijing telah mengabaikan putusan Pengadilan Arbitrase Permanen yang berbasis di Den Haag, Belanda, pada 2016 lalu tentang klaim historisnya tidak berdasar.

Ketegangan atas laut yang kaya sumber daya melonjak pekan lalu ketika kapal Penjaga Pantai China menembakkan meriam air ke kapal Filipina yang mengirimkan pasokan ke marinir Filipina di Second Thomas Shoal di Kepulauan Spratly yang diperebutkan.

Baca Juga: Laut China Selatan memanas, Filipina meminta China untuk mundur

Manila menyatakan kemarahannya atas insiden itu. Tetapi, Beijing mengatakan, kapal-kapal Filipina telah memasuki perairannya tanpa izin.

"Kami benci kejadian baru-baru ini di Ayungin Shoal dan memandang dengan keprihatinan serius perkembangan serupa lainnya," kata Duterte dalam KTT ASEAN dan China, menggunakan nama Filipina untuk Second Thomas Shoal.

"Ini tidak berbicara dengan baik tentang hubungan antara negara-negara kita dan kemitraan kita," ujarnya, seperti dikutip Channel News Asia.

Pernyataan Duterte luar biasa kuat untuk seorang pemimpin yang telah memupuk hubungan yang lebih hangat dengan Beijing sejak mengambil alih kekuasaan pada 2016, dengan harapan mendapatkan investasi dan perdagangan yang dijanjikan.

Tidak jelas, apakah Xi berpartisipasi dalam pertemuan itu ketika Duterte berbicara.

Sementara Xi menyatakan pada pertemuan tersebut, "kita harus bersama-sama menjaga stabilitas Laut China Selatan dan membangun Laut China Selatan menjadi lautan perdamaian, persahabatan, dan kerjasama".

Selanjutnya: Kapal Penjaga Pantai China di dekat lokasi pengeboran Natuna, Indonesia kirim patroli




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×