kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di mana Abe? Saat Jepang berjuang memerangi virus corona


Selasa, 25 Februari 2020 / 19:37 WIB
Di mana Abe? Saat Jepang berjuang memerangi virus corona
ILUSTRASI. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berbicara kepada media setelah pembicaraan telepon dengan Presiden AS Donald Trump, setelah KTT Kedua Korea Utara-AS, di kediaman Abe di Tokyo, Jepang, 28 Februari 2019.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Saat Jepang berjuang untuk membendung penyebaran virus corona baru, para kritikus bertanya, "Di mana Abe?"

Shinzo Abe, Perdana Menteri terlama Jepang, telah gagal dalam merespons Covid-19, kata para kritikus, dan menyerahkan sebagian besar tugasnya kepada menteri kesehatan.

Sekarang, keraguan atas kepemimpinan Abe bisa menggerogoti dukungan publik yang sudah merosot. 

Pada gilirannya, itu bisa mengacaukan skenario memukau Abe yang memimpin Olimpiade Tokyo dengan sukses yang akan berlangsung Juli 2020 juga membawa partainya memenangkan pemilihan umum.

Baca Juga: Bukan asli Wuhan, penelitian China menyebut virus corona pendatang

Dan bahkan, bisa membuyarkan skenario Abe yang mungkin memenangkan masa jabatan Perdana Menteri Jepang untuk keempat kali, sesuatu yang langka, pada akhir September 2021 nanti.

"Di mana letak kepemimpinannya?" tanya Gerry Curtis, pakar politik Jepang kepada Reuters. "Bahkan sekarang, dia tidak di luar sana, tidak berbicara kepada publik dan memobilisasi orang," tambah Curtis, profesor emeritus di Universitas Columbia.

"Meskipun kecemasan orang-orang bertambah setiap hari, dia (Abe) belum mengadakan konferensi pers yang tepat," kata seorang pengguna Twitter dengan akun @yumidesu seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Perisai plastik, pelindung sopir taksi online di China dari virus corona

"Dengan kata lain, jika dia lebih sering muncul, hanya citra yang buruk yang ada. Jadi, untuk menghindari itu, dia muncul di depan umum sesedikit mungkin," tulis pemilik akun @yumidesu.

Jepang telah menuai kritik keras karena penanganan wabah virus corona di kapal pesiar yang terdaftar di Inggris, Diamond Princess, yang menyebabkan 691 penumpang terinfeksi dan menewaskan empat lainnya, sejak berlabuh di dekat Tokyo pada 3 Februari

Kritik semakin meningkat ketika kasus virus corona di Jepang membengkak menjadi 159, termasuk satu kematian. Dan, pemerintah meluncurkan langkah-langkah pada Selasa (25/2) untuk memperlambat laju infeksi dan kematian.

Baca Juga: Waduh, kasus virus corona di Korea Selatan nyaris tembus 1.000 kasus

"Kami berada pada tahap yang sangat kritis untuk mengakhiri penyebaran virus," kata Abe yang membaca dengan cepat sebuah dokumen dalam  pertemuan yang membahas langkah-langkah tersebut, sebelum meninggalkan Menteri Kesehatan Katsunobu Kato untuk menjelaskannya kepada wartawan.

Langkah-langkah Pemerintah Jepang termasuk tindakan pencegahan, seperti bekerja dari rumah dan meminta penyelenggara acara untuk mempertimbangkan rencana dengan cermat. Beberapa negara lain mengambil langkah lebih keras.

"Saya pikir dia (Abe) dalam penyangkalan," kata Koiichi Nakano, profesor ilmu politik di Universitas Sophia, kepada Reuters. "Mereka berusaha mempercayai skenario yang paling optimistis, bahkan jika mereka tidak benar-benar melakukannya".




TERBARU

[X]
×