Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Sepekan terakhir Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menjadi perbincangan karena terlihat telah dua kali melakukan pemeriksaan ke rumah sakit di kota Tokyo. Spekulasi berkembang jika saat ini kondisi kesehatan Abe memburuk.
Lebih buruknya lagi, banyak yang mulai meragukan apakah Abe masih mampu memimpin Jepang sampai masa jabatannya berakhir pada September 2021 mendatang.
Dilansir oleh Reuters, Abe berencana mengadakan konferensi pers tentang kesehatannya pekan ini. Rumor menyebut bahwa Abe juga akan merombak kabinet serta jajaran petinggi partai penguasa bulan depan.
Rumor ini semakin memperkuat dugaan bahwa Abe akan segera meninggalkan jabatan perdana menteri yang menempel padanya sejak tahun 2012.
Skenario jika Shinzo Abe turun tahta
Menurut Pasal 9 Undang-Undang Kabinet Jepang, jika seorang perdana menteri tidak bisa menjalankan fungsinya, atau jabatannya kosong, maka menteri negera yang telah ditunjuk sebelumnya akan menjalankan perang tersebut untuk sementara.
Baca Juga: Kesehatannya dikhawatirkan, Abe: Saya akan lakukan yang terbaik dalam pekerjaan
Jika skenarionya seperti itu, maka Wakil Perdana Menteri Taro Aso, yang juga merangkap sebagai menteri Keuangan, akan menjadi kandidat utama untuk menggantikan posisi Abe. Kandidat kedua adalah Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga.
Peralihan kekuasaan ini bisa bersifat sementara saja, misalnya jika Abe terpaksa harus dirawat di rumah sakit dengan harapan ia bisa kembali bekerja setelah perawatan selesai.
Kasus serupa pernah terjadi pada tahun 2000 silam, Saat itu, Perdana Menteri Keizo Obuchi menderita stroke dan koma. Pada bulan April, Sekretaris Kabinet Mikio Aoki langsng menggantikan peran Obuchi selama beberapa hari sampai perdana menteri baru terpilih.
Baca Juga: Kembali sambangi rumah sakit, kesehatan Shinzo Abe memicu kekhawatiran di Jepang
Jika Abe pada akhirnya mengumumkan untuk mundur dari jabatannya, maka Partai Demokrat Liberal (LDP) akan segera melakukan pemilihan untuk menentukan pengganti Abe sebagai ketua partai.
Setelah itu pemungutan suara untuk memilih perdana menteri baru akan langsung dilakukan di parlemen.
Pemenang pemilihan dari partai tersebut kemudian akan memegang jabatan sebagai perdana menteri Jepang hingga akhir masa jabatan Abe pada September 2021.
Biasanya partai akan mengumumkan pemilihan pemimpin baru sebulan sebelum pemilihan dilaksanakan. Seluruh anggota parlemen hingga para anggota partai di akar rumput akan memberikan suaranya.
Walaupun begitu, dalam kasus pengunduran diri yang mendadak, pemungutan suara berskala besar harus dilakukan secepat mungkin. Pihak yang berhak memberikan suara pun dipersempit hanya sebatas anggota parlemen dan perwakilan dari partai lokal saja.
Baca Juga: Media Jepang sebut Shinzo Abe ke rumah sakit untuk mendapat perawatan penyakit kronis