Sumber: South China Morning Post,Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
Sebelumnya, sumber South China Morning Post menyebutkan, alasan kenaikan anggaran militer adalah China membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk mengatasi tantangan yang tidak stabil di dalam dan luar negeri.
Tetapi, daftar alasan teratas adalah konfrontasi yang berkembang dengan AS.
Melansir South China Morning Post, hubungan China-AS telah mencapai titik terendah di tengah perang dagang, pertengkaran atas kebebasan sipil dan Taiwan, serta konflik atas klaim teritorial Beijing di Laut China Selatan.
Ada pula perselisihan soal asal-usul pandemi Covid-19 antara Beijing dan Washington.
Baca Juga: Kapal Induk AS Theodore Roosevelt akan berlayar pekan depan tantang provokasi China
Dari sudut pandang Beijing, ancaman militer muncul di ambang pintu saat pesawat pembom AS melakukan sekitar 40 penerbangan di atas wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan dan China Timur sepanjang tahun ini. Jumlah tersebut naik tiga kali lipat lebih dari jumlah penerbangan pada periode yang sama tahun lalu.
Kapal perang Angkatan Laut AS juga telah berlayar di daerah itu.
"Beijing merasa ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh AS dan negara-negara asing lainnya meningkat, sehingga Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menginginkan peningkatan anggaran untuk mendukung modernisasi militer dan pelatihan siap tempurnya," kata Song Zhongping, komentator militer yang berbasis di Hong Kong kepada South China Morning Post.
Meskipun ukuran sebenarnya dari anggaran pertahanan Tiongkok adalah masalah perselisihan, sumber dari militer China mengatakan, PLA ingin menyamai atau melampaui tingkat pertumbuhan 7,5% tahun lalu karena ketegangan meningkat di beberapa bidang, termasuk gesekan dengan Taiwan.