kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dididik untuk bekerja keras sejak usia dini (2)


Rabu, 04 Oktober 2017 / 15:38 WIB
Dididik untuk bekerja keras sejak usia dini (2)


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi

KONTAN.CO.ID - Menjadi anak pengusaha, bukan berarti hidup Charles Cohen bergelimang harta dan enak. Sang ayah, Sherman Cohen, telah mendidiknya sejak dini untuk mencari uang jajan dari berbisnis. Mental dan naluri bisnis Cohen kian terasah dan menjadi penentu kesuksesannya sampai hari ini. Kunci keberhasilan Cohen adalah menjadi pribadi yang tangguh, tidak bermental lembek yang justru dapat menjadi kelemahan seseorang. Cohen sadar betul akan hal tersebut.

Dalam artikel yang dilansir Reuters (13/6) silam, Charles Cohan, miliarder pemilik kekayaan senilai US$ 2,8 miliar itu membeberkan rahasia kesuksesannya dan taktik bertahan di tengah persaingan bisnis yang sengit. Cohen sendiri merupakan Presiden Direktur dan Chief Executive Officer (CEO) Cohen Brothers Realty, usaha yang didirikan sang ayah beserta pamannya.

Kepada Reuters, Cohen menyebutkan bahwa sang ayah yakni Sherman Cohen menjadi orang yang paling berpengaruh dalam kesuksesannya. Cohen tak sungkan menyebut kalau dirinya meniru hampir seluruh perilaku dan sifat sang ayah.

Karier ayahnya, memang selalu berada di jalur bisnis. Awalnya sang ayah berprofesi sebagai penjahit pakaian pria dan berlanjut menjadi tenaga penjual perusahaan mobil di era perang dunia kedua. Ketika terkumpul modal yang cukup, sang ayah lantas memulai bisnis perumahan.

Kegigihan ayahandanya tertanam dalam diri Cohen yang selalu disiplin dalam segala situasi. Cohen sudah dididik untuk menggeluti dunia bisnis perumahan, saat usianya masih 14 tahun. Kala itu, Cohen bekerja paruh waktu saat libur musim panas.

Meski bapaknya seorang pengusaha, bukan berarti Cohen hidup bergelimang uang dan mudah berfoya-foya. Sebab, sang ayah hanya mau membiayai urusan pendidikan saja. Di luar kebutuhan sekolah, Cohen dilatih mencari uang sendiri sejak usia dini.

Lewat pengalamannya itu, Cohen mengungkap kepada Reuters bahwa dia terbilang menjadi cepat dewasa ketimbang anak sebayanya yang lain. Wajar saja, sebab ayah Cohen telah mendidiknya mulai menawarkan produk kepada calon pembeli kala usianya masih cukup muda.

Hanya saja, menjadi pebisnis real estate di kota terbesar dan terpadat di dunia, yakni New York bukanlah hal sepele. Cohen tidak jarang harus menelan pil pahit.

Kendati tidak menceritakan secara detail, hampir seluruh kegagalan sepanjang hidup Cohen umumnya terjadi karena salah mempercayai orang. Apalagi usaha konstruksi merupakan bisnis yang cukup berat.

Kini Cohen sudah memasuki usia 65 tahun. Banyak karya besar sang miliarder berdiri di kawasan Manhattan, Amerika Serikat. Bahkan bisa dibilang, hampir sebagian besar bangunan yang ada di sana merupakan hasil karya perusahaan Cohen.

Banyak sekali orang yang mencoba menggali dan memanfaatkan kelebihannya masing-masing, untuk menggapai kesuksesan. Cohen menegaskan, kunci keberhasilannya adalah menjadi pribadi yang tangguh. "Jika Anda merupakan pribadi dengan mental yang lembek, maka itu sama saja dengan bunuh diri," tutur Cohen kepada Reuters.

Melihat bisnis yang begitu sengit, Cohen pun tidak pernah memaksa anak-anak untuk mengikuti jejaknya. Dengan kata lain, Cohen selalu membebaskan dan mendorong anak-anaknya mencari cita-citanya sendiri.

Sedikit berbeda dengan sifat sang ayah, Cohen sedikit fleksibel dalam memberikan uang kepada anak-anaknya. Dia bilang, dirinya cenderung menilai seluruh uang yang dikeluarkan anak-anaknya merupakan investasi untuk jangka panjang. Tentunya penggunaan uang tersebut untuk hal-hal yang bertanggung jawab.

Sekadar informasi, Cohen saat ini memiliki empat orang anak. Dua diantaranya merupakan anak berasal dari pernikahan pertamanya. Putri pertamanya dari pernikahan pertama, kini bekerja jauh dari bayangan sang ayah, yakni sebagai guru di taman kanak-kanak. Sementara anak kedua, mengikuti jejaknya dan bekerja di bidang keuangan perusahaan properti.                  

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×