Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan, penyebaran virus corona yang terbilang cepat akan menghapus harapan pertumbuhan yang lebih kuat pada tahun 2020. Dia menambahkan bahwa sepertiga dari 189 negara anggota IMF akan terpengaruh.
Dalam konferensi pers setelah berbicara dengan komite pengarah IMF pada Rabu (3/3/2020), Georgieva mengatakan IMF saat ini memprediksi pertumbuhan ekonomi global 2020 akan berada di bawah level 2,9% dan perkiraan revisi akan dikeluarkan dalam beberapa minggu mendatang.
Melansir Reuters, perubahan pandangan ini akan merepresentasikan lebih dari penurunan 0,4 poin persentase dari tingkat pertumbuhan 3,3% 2020 yang IMF ramalkan pada Januari berdasarkan meredanya ketegangan perdagangan AS-China.
Baca Juga: Mitra Dagang Lemas Gegara Wabah Corona, Ekonomi Kita Lesu Darah
"Pertumbuhan tahun ini akan jatuh di bawah level tahun lalu," kata Georgieva. Dia menolak untuk mengatakan apakah krisis kesehatan yang meningkat dapat mendorong ekonomi dunia ke dalam resesi.
Georgieva dan Presiden Bank Dunia David Malpass menggarisbawahi pentingnya tindakan terkoordinasi untuk membatasi dampak ekonomi dan manusia dari virus.
Reuters menyebut, IMF menyediakan dana senilai US$ 50 miliar dalam dana darurat untuk anggota yang mencakup pinjaman berbunga sangat rendah, sehingga dapat membantu negara-negara miskin dalam menghadapai epidemi.
Baca Juga: Menkeu AS dan Gubernur The Fed pimpin negara G7 beraksi mengatasi dampak virus corona
"Ini adalah durasi wabah yang saat ini sulit untuk diprediksi," katanya kepada Reuters. Dia menambahkan bahwa efektivitas langkah-langkah mitigasi akan memainkan peran kunci dalam menentukan dampak ekonomi.
Kurang dari dua minggu lalu, IMF mengatakan virus corona dapat memangkas 0,1 poin persentase dari perkiraan pertumbuhan global di Januari.
Baca Juga: Gara-gara virus corona, yield SUN diprediksi terus naik
Georgieva mengatakan bahwa skenario dampak yang lebih ringan didasarkan pada harapan bahwa sebagian besar wabah virus corona akan berada di China. Namun pandangan itu berubah selama sepekan terakhir, seiring menyebarnya virus dengan cepat di luar China ke lebih dari 70 negara.
Pergeseran ini telah meningkatkan ketidakpastian dan menyebabkan permintaan di seluruh dunia melemah, karena individu dan bisnis mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari infeksi, katanya. Hal ini tentunya sangat memukul sektor perdagangan dan pariwisata dan menyebabkan penurunan permintaan minyak dan komoditas lainnya.
Baca Juga: Lebih rendah dari Januari, ekonom Bank Permata prediksi inflasi Februari 0,16%
Georgieva mengatakan, meski penyebaran virus mulai melambat di China, namun tingkat pertumbuhan Negeri Panda juga akan di bawah perkiraan terbaru IMF sebesar 5,6% pada tahun 2020. Tetapi dia mengatakan bahwa IMF didorong oleh dimulainya kembali beberapa produksi di China. Apalagi sekarang sekitar 60% produksi China sudah berangsur pulih dan China menargetkan bisa mencapai 90% dalam beberapa minggu mendatang.