kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dirusak Trump, Biden ingin revitalisasi komitmen terhadap NATO


Senin, 15 Februari 2021 / 15:22 WIB
Dirusak Trump, Biden ingin revitalisasi komitmen terhadap NATO
ILUSTRASI. Bendera NATO dan AS berkibar di pintu masuk markas NATO selama pertemuan menteri luar negeri NATO di Brussels, Belgia, 31 Maret 2017.


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin menegaskan kembali komitmen Washington terhadap NATO, dan meyakinkan sekutu bahwa mereka akan diajak berkonsultasi mengenai keputusan penting.

Menteri pertahanan negara anggota NATO bertemu pada Rabu dan Kamis nanti. Menteri Pertahanan AS akan mengirim "pesan yang mendukung tentang seberapa relevan NATO," kata John Kirby, juru bicara Departemen Pertahanan AS.

"Dia (Lloyd Austin) ingin merevitalisasi komitmen kami pada aliansi (NATO)," ujar dia, Minggu (14/2), seperti dikutip Channel News Asia.

Pesan tersebut sangat kontras dengan Trump, yang sering kali mengecam negara-negara NATO tentang tingkat pengeluaran pertahanan mereka dan pernah menyebut aliansi TransAtlantik itu "usang".

Baca Juga: Biden: Jika diperlukan, berperang dan memenangkan perang untuk jaga keamanan Amerika

Penarikan pasukan AS dari Afghanistan

Kirby mengatakan, Austin akan menggarisbawahi pendirian Pemerintahan Joe Biden, bahwa "kita lebih baik ketika kita bertindak bersama, tim membuat kita lebih kuat, dan keamanan kolektif benar-benar merupakan tanggungjawab bersama".

Masalah penarikan pasukan AS dari Afghanistan, yang dijadwalkan selesai pada awal Mei, akan menjadi agenda utama. Meskipun pada akhirnya, Kirby menyebutkan, itu akan menjadi keputusan bagi Presiden Joe Biden.

"Jika dan ketika itu terjadi, itu keputusan panglima tertinggi. (Austin) ingin jelas dapat membantu menginformasikan proses pengambilan keputusan itu," sebut Kirby.

Pejabat NATO merasa dikesampingkan tahun lalu ketika AS mengumumkan rencana penarikan pasukannya dari Afghanistan, dan Jerman ingin memperpanjang misinya di sana.

Baca Juga: Biden: Saya tidak pernah ragu gunakan kekerasan untuk membela kepentingan AS & sekutu

"Seperti yang (Austin) katakan dalam setiap percakapan yang dia lakukan dengan rekan-rekannya, terutama rekan-rekan NATO-nya: tidak ada keputusan yang kami buat yang akan dilakukan tanpa konsultasi dan diskusi yang tepat dengan mereka," ungkap Kirby.

Di bawah kesepakatan yang ditandatangani tahun lalu oleh Washington dan Taliban, AS menyetujui pasukannya dan semua pasukan asing akan keluar dari Afghanistan pada Mei 2021.

Sebagai gantinya, Taliban menyetujui serangkaian jaminan keamanan dan memulai pembicaraan damai dengan Pemerintah Afghanistan. Tapi, kekerasan di negara itu telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Di hari-hari terakhirnya menjabat, Trump secara sepihak mengurangi pasukan AS di Afghanistan menjadi hanya 2.500, terendah sejak dimulainya perang pada 2001. Bahkan, penarikan itu ketika kekerasan Taliban terus berlanjut.

Sebuah studi yang diamanatkan oleh Kongres AS telah menyerukan penundaan penarikan pasukan, memperingatkan langkah itu akan secara efektif memberi Taliban kemenangan.

Selanjutnya: Korea Selatan dan AS bakal gelar latihan militer skala besar, respons Korea Utara?




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×