kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diserang kiri-kanan, Trump disebut tak layak secara intelektual jadi Presiden Amerika


Jumat, 19 Juni 2020 / 10:38 WIB
Diserang kiri-kanan, Trump disebut tak layak secara intelektual jadi Presiden Amerika
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump. REUTERS/Leah Millis


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Donald Trump mendapat serangan dari kedua sisi spektrum politik Amerika pada hari Kamis (18/6/2020). Pemimpin Demokrat Nancy Pelosi dan mantan penasihat keamanan Gedung Putih John Bolton menyatakan dia tidak layak untuk memimpin negara itu.

"Presiden Trump jelas tidak layak secara etis dan tidak siap secara intelektual untuk menjadi presiden Amerika Serikat," kata Pelosi, juru bicara Dewan Perwakilan Rakyat AS, dalam jumpa pers seperti yang dilansir Reuters.

Sementara itu, dalam sebuah buku barunya, Bolton, mantan penasihat keamanan nasional Trump, menuduh presiden Partai Republik melakukan kesalahan besar, termasuk secara eksplisit mencari bantuan Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk memenangkan pemilihan ulang pada November.

Baca Juga: AS: Korea Utara terus menghadirkan ancaman luar biasa bagi Asia Pasifik

"Saya kira dia tidak cocok untuk jabatan presiden," kata Bolton kepada ABC News dalam bagian dari wawancara yang disiarkan pada hari Kamis.

"Benar-benar tidak ada prinsip panduan yang bisa saya temukan tentang apa yang baik jika Donald Trump terpilih kembali."

Melansir Reuters, Pelosi mengatakan pada konferensi pers mingguan bahwa dia sedang berkonsultasi dengan rekan Demokratnya mengenai apakah pihaknya akan memanggil Bolton untuk membahas segala tuduhan dalam buku yang belum didistribusikan itu.

Baca Juga: Awas! Korea Utara bakal menyerang sistem pemilihan presiden AS November nanti

Jika Bolton bersaksi di depan Kongres, itu bisa menghidupkan kembali masalah kompetensi Trump saat ia menghadapi tantangan berat pada 3 November dari Joe Biden, calon presiden dari Partai Demokrat, dan menangkis kecaman atas penanganan pandemi virus corona dan protes atas ketidakadilan ras dan kebrutalan polisi.




TERBARU

[X]
×