Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Bolton menolak memberikan kesaksian dalam penyelidikan pemakzulan DPR tahun lalu dan mengancam akan menuntut jika dipanggil. Dia menawarkan untuk bersaksi dalam persidangan berikutnya di Senat. Akan tetapi, institusi yang dikontrol Partai Republik tidak menerima tawaran itu.
Senator Republik pada hari Kamis menolak kritik bahwa mereka seharusnya memanggil Bolton untuk bersaksi, dan menolak untuk berbicara tentang tuduhan Bolton.
Baca Juga: Jadi ancaman, Donald Trump perpanjang sanksi atas Korea Utara
Juru Bicara DPR dari Republik Kevin McCarthy, mengatakan Bolton membuat klaim "sensasional" untuk menjual buku.
"Uang mendorong banyak orang untuk mengatakan banyak hal," katanya.
Trump sendiri telah membantah memoar itu sebagai "kompilasi kebohongan" dan menyebut Bolton, yang meninggalkan Gedung Putih pada bulan September sebagai "anak anjing yang sakit" yang berusaha membalaskan dendamnya.
Baca Juga: Mantan penasihat keamanan: Trump pernah minta tolong Xi Jinping biar menang Pemilu!
Buku itu juga mengungkap pandangan miring para penasihat Trump tentang dirinya. Selama pertemuan 2018 dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Bolton mengatakan ia mendapat catatan dari Menteri Luar Negeri Mike Pompeo yang mengejek Trump.
"Dia begitu penuh omong kosong," kata Pompeo, menurut kutipan Bolton di Washington Post, yang mengatakan tidak jelas apakah diplomat itu merujuk pada Trump atau Kim.