CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.477.000   -5.000   -0,34%
  • USD/IDR 15.827   12,00   0,08%
  • IDX 7.309   -13,32   -0,18%
  • KOMPAS100 1.117   -3,07   -0,27%
  • LQ45 886   1,94   0,22%
  • ISSI 221   -0,98   -0,44%
  • IDX30 454   1,22   0,27%
  • IDXHIDIV20 546   0,97   0,18%
  • IDX80 128   -0,26   -0,20%
  • IDXV30 137   0,10   0,08%
  • IDXQ30 151   0,09   0,06%

Disimpan terlalu dingin, vaksin Covid-19 buatan Pfizer tengah diselidiki keamanannya


Kamis, 17 Desember 2020 / 13:37 WIB
Disimpan terlalu dingin, vaksin Covid-19 buatan Pfizer tengah diselidiki keamanannya
ILUSTRASI. ari-hari pertama peluncuran vaksin Covid-19 Pfizer Inc telah mengalami hambatan tak terduga. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pejabat AS mengungkapkan, hari-hari pertama peluncuran vaksin Covid-19 Pfizer Inc telah mengalami hambatan tak terduga. Salah satunya adalah sejumlah vaksin yang disimpan pada suhu terlalu dingin. Selain itu, Pfizer melaporkan potensi tantangan dalam produksi vaksinnya.

Mengutip Reuters, menurut Jenderal Angkatan Darat AS Gustave Perna, setidaknya dua baki dosis vaksin Covid-19 yang dikirim di California perlu diganti setelah suhu penyimpanannya turun di bawah minus 80 Celcius (minus 112 Fahrenheit). Vaksin Pfizer, yang dibuat dengan mitra BioNTech SE, seharusnya disimpan pada suhu sekitar minus 70C.

Para pejabat sedang menyelidiki apakah menyimpan vaksin pada suhu yang terlalu dingin menimbulkan risiko keamanan atau kemanjuran, katanya.

Selain itu, menurut Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan A.S. Alex Azar, Pfizer juga telah melaporkan beberapa masalah produksi.

Baca Juga: Perusahaan China bakal impor vaksin buatan Pfizer-BioNTech

“Kami akan memastikan bahwa dengan mekanisme apa pun, kami memberikan dukungan penuh kepada mereka untuk memastikan bahwa mereka dapat memproduksi untuk rakyat Amerika,” kata Azar.

Pfizer tidak segera menanggapi permintaan komentar. Namun, Kepala Eksekutif Pfizer Albert Bourla mengatakan kepada CNBC awal pekan ini bahwa perusahaan tersebut meminta pemerintah AS untuk menggunakan Undang-Undang Produksi Pertahanan untuk meringankan beberapa "pembatasan pasokan kritis," terutama di beberapa komponen. Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Baca Juga: Gratis vaksin corona, Jokowi akan jadi orang pertama yang divaksinasi

Sayang, tidak dijelaskan apa tantangan manufaktur spesifik itu.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×