Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Thailand akan melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat mengenai penangguhan preferensi bebas bea impor barang-barang dari Thailand.
"Kami akan bernegosiasi di semua forum dan menggunakan semua saluran untuk berkomunikasi dan menciptakan pemahaman tentang masalah dengan AS," kata Keerati Rushchano, pejabat Direktur Jenderal Departemen Perdagangan Luar Negeri Thailand seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Produsen Louis Vuitton akui sedang menjajaki akuisisi toko perhiasan Tiffany & Co
Dia juga mengatakan pemerintah akan mendukung eksportir Thailand dalam upaya diversifikasi pasar mereka.
"Akan ada perjalanan bisnis untuk mengeksplorasi pasar baru di Timur Tengah, Eropa Timur, Afrika dan kota-kota sekunder di Cina dan India di mana pasar tidak begitu akrab dengan produk Thailand," kata Keerati.
Sebelumnya pada hari Jumat, AS menangguhkan perlakuan bebas bea impor Thailand senilai US$ 1,3 miliar, termasuk produk makanan laut, di bawah program Generalized System of Preferences (GSP).
Pemerintah AS beralasan bahwa Thailand tidak memberi para pekerja di negara tersebut hak-hak yang diakui secara internasional.
Hilangnya perlakuan bebas bea akan menyebabkan produk Thailand dikenakan bea antara 1,5 miliar baht hingga 1,8 miliar baht atau sekitar US$ 59,6 juta per tahun.
Baca Juga: IMF: Agar anggaran Iran seimbang, harga minyak harus ada di level US$ 195 per barel
CP Foods Pcl, sebuah perusahaan makanan raksasa yang berbasis di Bangkok, mengatakan hanya salah satu produknya yang diekspor yakni mie pangsit udang, akan terpengaruh oleh langkah AS tersebut.
Sementara Thai Union Group Pcl, produsen tuna kalengan terbesar di dunia, mengatakan keputusan tersebut tidak akan berdampak material pada bisnisnya.