Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – WASHINGTON. Kurva imbal hasil (yield curve) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) mengalami penajakan (steepening) pada Selasa (26/8).
Pergerakan ini dipicu oleh upaya Presiden AS Donald Trump untuk memecat Gubernur The Fed Lisa Cook, yang memunculkan kekhawatiran mengenai independensi bank sentral.
Trump pada Senin (25/8) mengumumkan pemecatan Cook dengan tuduhan adanya pelanggaran terkait pinjaman hipotek.
Baca Juga: Trump Media dan Crypto.com Bentuk Perusahaan Treasury Kripto, Token Cronos Meroket
Namun, Cook menegaskan Trump tidak memiliki kewenangan untuk memberhentikannya dari jabatan, dan menyatakan dirinya tidak akan mengundurkan diri.
Kabar tersebut membuat imbal hasil tenor panjang naik. Sementara tenor pendek justru turun, sehingga kurva imbal hasil semakin menanjak.
“Ini tidak serta merta berarti biaya pinjaman di perekonomian riil akan turun,” ujar Zachary Griffiths, Head of Investment-Grade and Macro Strategy di CreditSights, Charlotte, North Carolina.
“Namun, ada potensi tren jangka panjang terhadap kurva yang lebih curam apabila independensi The Fed benar-benar tergerus.”
Jika The Fed dianggap terlalu dipengaruhi politik dan menahan suku bunga lebih rendah dari seharusnya, hal ini bisa meningkatkan kekhawatiran inflasi sekaligus mengurangi minat investor asing terhadap obligasi AS karena persoalan kredibilitas.
Imbal hasil obligasi AS tenor 2 tahun yang sensitif terhadap ekspektasi suku bunga tercatat turun 2,4 basis poin menjadi 3,706%.
Baca Juga: Harga Tembaga Sentuh Tertinggi Dua Pekan Selasa (26/8), Dipicu Pelemahan Dolar AS
Sementara imbal hasil obligasi acuan tenor 10 tahun naik 1,2 basis poin ke level 4,287%.
Selisih imbal hasil (spread) antara tenor 2 tahun dan 10 tahun berada di 58 bps, sempat menyentuh 59,8 bps, tertinggi sejak 16 Juli.
Perubahan ini terjadi di tengah meningkatnya ekspektasi pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan 16–17 September mendatang.
Ekspektasi tersebut semakin menguat setelah pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell pekan lalu terdengar lebih dovish dari perkiraan.
Keputusan pemangkasan akan sangat dipengaruhi oleh data ketenagakerjaan dan inflasi Agustus.
Namun Griffiths menilai kondisi pasar tenaga kerja saat ini tampak lebih lemah dibanding September 2024, ketika The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 bps.
Baca Juga: Harga Rare Earth Capai Level Tertinggi 2 Tahun, MP Materials Hentikan Ekspor ke China
“Dengan menimbang risiko dan dinamika pasar tenaga kerja, The Fed kemungkinan dapat membenarkan setidaknya dua kali pemangkasan suku bunga dari level saat ini,” kata Griffiths.
Trump sendiri sudah berulang kali mengkritik Powell karena dianggap lamban menurunkan suku bunga. Ia diperkirakan akan mengganti Powell dengan sosok yang lebih dovish ketika masa jabatan sang ketua berakhir pada Mei mendatang.
Meski begitu, Powell masih berpeluang bertahan sebagai salah satu gubernur The Fed, yang dapat membatasi jumlah posisi baru yang bisa diisi Trump.
Di sisi lain, Departemen Keuangan AS minggu ini melelang obligasi senilai US$ 183 miliar.
Pada Selasa (26/8), akan diterbitkan obligasi tenor 2 tahun senilai US$ 69 miliar, disusul tenor 5 tahun sebesar US$ 70 miliar pada Rabu, dan tenor 7 tahun senilai US$ 44 miliar pada Kamis.