kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.324   50,00   0,31%
  • IDX 7.906   -21,15   -0,27%
  • KOMPAS100 1.110   -3,68   -0,33%
  • LQ45 818   -11,31   -1,36%
  • ISSI 266   0,54   0,20%
  • IDX30 424   -4,89   -1,14%
  • IDXHIDIV20 492   -5,66   -1,14%
  • IDX80 123   -1,56   -1,25%
  • IDXV30 132   -0,72   -0,54%
  • IDXQ30 137   -1,77   -1,27%

Serangan Terbaru Trump ke The Fed Bikin Investor Cemas, tapi Pasar Tetap Tenang


Selasa, 26 Agustus 2025 / 18:55 WIB
Serangan Terbaru Trump ke The Fed Bikin Investor Cemas, tapi Pasar Tetap Tenang
ILUSTRASI. Investor global dibuat terkejut pada Selasa (26/8/2025) setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melancarkan serangan terhadap independensi The FedREUTERS/Nathan Howard 


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Investor global dibuat terkejut pada Selasa (26/8/2025) setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melancarkan serangan terhadap independensi The Fed.

Kekhawatiran pun muncul terkait politisasi kebijakan moneter dan dampaknya terhadap kepercayaan pasar.

Trump mengumumkan pemecatan Gubernur The Fed Lisa Cook. Langkah ini mengejutkan pasar, meski sebelumnya Trump sudah memberi sinyal menjadikan Cook sebagai target, sekaligus bagian dari tekanannya terhadap Ketua The Fed Jerome Powell agar segera memangkas suku bunga.

Baca Juga: Prediksi Rupiah Rabu (27/8/2025), Spekulasi Bunga The Fed Masih Jadi Perhatian

“Ini retakan lain pada fondasi Amerika Serikat dan daya tariknya sebagai tempat investasi,” ujar Kyle Rodda, analis pasar keuangan senior di Capital.com, Melbourne.

Menurut Rodda, pemecatan Cook bukanlah upaya menjaga integritas The Fed, melainkan langkah Trump untuk menempatkan orang-orang pilihannya di bank sentral.

“Pada akhirnya, ini menyangkut kepercayaan terhadap institusi,” tambahnya.

Cook sendiri membantah wewenang Trump untuk memecatnya. Namun, pernyataan Trump bahwa pemecatan berlaku “segera” hanya dua pekan sebelum rapat kebijakan The Fed menambah kekhawatiran investor.

Meski begitu, respons pasar terbilang jinak. Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor pendek turun tipis.

Baca Juga: Ogah Mundur, Trump Akhirnya Pecat Gubernur The Fed Lisa Cook

Sementara yield obligasi 30 tahun naik 4,7 bps ke level 4,936% akibat ekspektasi pelonggaran moneter yang dipaksakan bisa memicu inflasi. Indeks dolar melemah 0,1%, dan kontrak berjangka S&P 500 hanya turun 0,07%.

“Orang menunggu apakah hal ini benar-benar terjadi. Namun pada saat yang sama, sangat sulit menjual aset AS hanya karena isu kredibilitas,” ujar Tohru Sasaki, Kepala Strategi di Fukuoka Financial Group, Tokyo.

Sasaki menambahkan, faktor lain yang perlu diperhitungkan investor adalah kesepakatan dagang Trump, yang mendorong negara-negara Eropa, Jepang, dan Korea Selatan untuk menanamkan ratusan miliar dolar di AS.

“Dengan investasi besar itu, dolar dan saham AS tetap akan mendapat dukungan,” jelasnya.

Baca Juga: Para Pialang Kakap Wall Street Ini Prediksi The Fed Pangkas Bunga 25 Bps Bulan Depan

Keistimewaan AS Mulai Terkikis

Kampanye Trump untuk mengendalikan arah kebijakan moneter dinilai telah menggerus kepercayaan investor terhadap obligasi pemerintah AS sebagai aset aman.

Dampaknya juga terasa pada keunggulan dolar sebagai mata uang global utama.

Keunggulan ini sebelumnya memungkinkan AS membiayai utang nasional jumbo yang kini mencapai US$36 triliun, dengan sekitar US$26 triliun dipegang investor internasional per akhir 2024.

Namun, sejak Trump menjabat, arus modal asing mulai meninggalkan pasar AS. Data LSEG Lipper menunjukkan dana ekuitas global di luar AS kebanjiran aliran modal. Sementara investor terus menjual reksa dana berbasis AS sejak Mei lalu.

Baca Juga: Tekanan Politik Trump terhadap The Fed Bikin Bank Sentral Dunia Cemas

Indeks dolar bahkan sudah tergerus 9% sepanjang tahun ini. Meski indeks saham AS sempat mencetak rekor tertinggi bulan ini, kinerjanya tertinggal dibanding bursa lain yang melesat berkat euforia teknologi dan kecerdasan buatan.

Data The Fed menunjukkan, bank sentral dan manajer cadangan devisa asing juga ramai-ramai melepas kepemilikan surat utang AS. Pada pekan yang berakhir 20 Agustus saja, penjualan mencapai US$35,6 miliar.

“Pasar belum sepenuhnya memperhitungkan kemungkinan Trump menarget pejabat The Fed lain. Saat ini yang sudah dipertimbangkan adalah peluang pemangkasan suku bunga pada September dan mungkin penurunan lebih lanjut tahun ini,” jelas Shoki Omori, Kepala Strategi Desk di Mizuho Securities.

Menurut Omori, arah dolar dan imbal hasil obligasi AS akan sangat bergantung pada seberapa agresif Trump kembali menekan The Fed ke depan.

Selanjutnya: KPK Sebut Tiga Mobil Hilang dari Rumah Dinas Immanuel Ebenezer Usai OTT

Menarik Dibaca: Promo Suku Bunga Spesial dan Diskon Provisi KPR dari BCA Expo Online




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×