kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   16.000   0,85%
  • USD/IDR 16.220   -29,00   -0,18%
  • IDX 6.915   -12,32   -0,18%
  • KOMPAS100 1.007   -0,64   -0,06%
  • LQ45 771   -2,07   -0,27%
  • ISSI 227   0,47   0,21%
  • IDX30 397   -1,97   -0,49%
  • IDXHIDIV20 459   -2,95   -0,64%
  • IDX80 113   -0,11   -0,10%
  • IDXV30 114   -0,70   -0,61%
  • IDXQ30 128   -0,64   -0,49%

Dolar AS Catat Kinerja Terburuk dalam 50 Tahun Terakhir Terdampak Tarif Trump


Selasa, 01 Juli 2025 / 23:56 WIB
Dolar AS Catat Kinerja Terburuk dalam 50 Tahun Terakhir Terdampak Tarif Trump
ILUSTRASI. Ilustrasi gambar menunjukkan uang kertas US 100 dolar diambil di Tokyo, 2 Agustus 2011. REUTERS/Yuriko Nakao


Sumber: The Guardian | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.  Dolar Amerika Serikat (AS) mencatat kinerja terburuknya dalam enam bulan pertama tahun 2025, di tengah gejolak geopolitik dan kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang memicu kekhawatiran pasar.

Sejak awal tahun hingga akhir Juni 2025, nilai dolar AS telah merosot 10,8% terhadap sekeranjang mata uang utama. Ini merupakan penurunan terburuk dalam paruh pertama tahun sejak 1973 dan menjadi kinerja semester terburuk sejak paruh kedua 1991.

Penurunan ini menyeret indeks dolar ke posisi terendah sejak Maret 2022, sementara nilai tukar pound sterling menguat ke level tertinggi dalam tiga tahun di US$ 1,37 dari US$ 1,25 pada awal tahun.

Baca Juga: Rupiah di Bawah Rp 16.200 Saat Dolar AS Tertekan ke Posisi Terendah Dalam 40 Bulan

Pelemahan dolar dipicu kekhawatiran bahwa kebijakan ekonomi Trump mengancam status aset berdenominasi dolar sebagai aset safe haven. Para ekonom memprediksi bahwa rancangan anggaran besar-besaran yang diajukan Trump dapat memperburuk utang nasional AS.

Analis Unicredit menyebut, “Dolar AS menjadi mata uang dengan kinerja terburuk tahun ini, terdepresiasi 10% terhadap mata uang lain akibat kekhawatiran investor atas kebijakan Trump. Sementara itu, euro naik 5%.”

David Morrison, analis senior di Trade Nation, menambahkan, “Tarif impor yang diberlakukan Trump, pandangan investor yang menilai pemerintahannya kacau, serta kekhawatiran atas utang nasional AS telah menyebabkan dolar kehilangan daya tarik.”

Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed turut menekan dolar. Trump secara terbuka mengkritik Ketua The Fed, Jerome Powell, karena tidak segera memangkas suku bunga, dan mengisyaratkan akan menggantinya dengan sosok yang pro-pelonggaran moneter.

Menurut Chris Iggo dari Axa IM Investment Institute, pasar global mencatat kinerja positif sepanjang semester pertama.

Baca Juga: Rupiah Dibuka Menguat ke Rp 16.185 Per Dolar AS pada Hari Ini 1 Juli 2025

“Setiap tekanan pada aset berisiko dengan cepat pulih. Bahkan, volatilitas pasar cenderung turun. Pelaku pasar kini bertaruh pada pemangkasan suku bunga AS yang lebih agresif,” katanya.

Pasar saham mengalami perjalanan yang bergejolak sepanjang 2025. Meskipun sebagian besar indeks mencatat kenaikan dalam enam bulan pertama, perjalanannya tidak mulus.

Carsten Brzeski dari ING Research menyebut semester pertama 2025 sebagai periode penuh dinamika.

“Kebijakan tarif, volatilitas pasar, isu independensi The Fed, penurunan peringkat kredit AS, stimulus fiskal besar-besaran, lonjakan utang, deportasi, pembatasan visa mahasiswa asing, perpanjangan perang Ukraina, hingga perubahan kebijakan fiskal Jerman menjadi sorotan utama,” jelasnya.

Baca Juga: Dolar AS Terpuruk Terhadap Euro, Dipicu RUU Pajak Trump dan Ketidakpastian Tarif

Pasar AS dan Eropa sempat melemah pada Maret akibat ketegangan dagang antara Trump dan negara mitra seperti China, Meksiko, dan Kanada. Ketika Trump mengumumkan tarif besar-besaran bertajuk “Hari Pembebasan” pada awal April, pasar global anjlok. 

Itu menjadi pekan terburuk bursa saham AS sejak 2020. Tekanan ini mendorong Gedung Putih menunda tarif selama 90 hari, yang kemudian memunculkan istilah “Taco” – Trump always chickens out (Trump selalu mundur).




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×