kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.407.000   24.000   1,01%
  • USD/IDR 16.580   -17,00   -0,10%
  • IDX 8.125   73,58   0,91%
  • KOMPAS100 1.120   14,21   1,28%
  • LQ45 780   7,86   1,02%
  • ISSI 292   2,64   0,91%
  • IDX30 406   2,01   0,50%
  • IDXHIDIV20 454   0,57   0,13%
  • IDX80 123   1,36   1,12%
  • IDXV30 131   1,14   0,88%
  • IDXQ30 128   0,32   0,25%

Dolar AS Loyo terhadap Euro, Menguat Tipis atas Yen; Tertekan Ketegangan AS–China


Kamis, 16 Oktober 2025 / 16:35 WIB
Dolar AS Loyo terhadap Euro, Menguat Tipis atas Yen; Tertekan Ketegangan AS–China
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A U.S. Dollar note is seen in this June 22, 2017 illustration photo. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Dolar AS melemah terhadap euro untuk hari ketiga berturut-turut pada perdagangan Kamis (16/10/2025), sementara sedikit menguat terhadap yen Jepang.

Pasar tengah dibayangi kekhawatiran atas ketegangan AS–China dan pernyataan dovish dari pejabat Federal Reserve yang menekan sentimen investor.

Analis menilai pelemahan yen dalam beberapa hari terakhir lebih dipengaruhi faktor politik, namun mata uang Jepang berpotensi mendapat dukungan dari ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, berakhirnya kebijakan quantitative tightening, serta meningkatnya volatilitas pasar yang biasanya mengangkat permintaan aset aman.

Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah Tipis ke Rp 16.581 Per Dolar AS Hari Ini (16/10)

Imbal hasil obligasi pemerintah AS (Treasury yield) berada di dekat level terendah beberapa pekan, dengan tenor acuan 10 tahun hanya sedikit di atas 4%.

Kondisi ini memberi tekanan tambahan bagi dolar di tengah kekhawatiran pasar atas potensi berlarutnya penutupan pemerintahan (shutdown) AS.

Laporan Beige Book The Fed yang dirilis Kamis malam tidak banyak memberi dukungan terhadap prospek kenaikan suku bunga, menyoroti tanda-tanda pelemahan ekonomi seperti meningkatnya PHK dan turunnya belanja rumah tangga menengah ke bawah.

Gubernur The Fed Stephen Miran juga menegaskan bahwa “pemangkasan suku bunga kini lebih mendesak.”

Indeks dolar AS yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama turun 0,05% ke level 98,63, dan berpotensi menutup pekan dengan koreksi sekitar 0,3%.

Baca Juga: Rupiah Melemah pada Kamis (16/10) Siang, Ini Proyeksinya hingga Akhir Perdagangan

Ekspor Logam Langka China Jadi Sorotan

Investor turut mencermati langkah terbaru Beijing yang memperluas kontrol ekspor rare earth, langkah yang menuai kritik tajam dari pejabat senior AS. Washington menilai kebijakan tersebut berpotensi mengganggu rantai pasok global.

“Pertanyaan utama bagi pasar keuangan adalah apakah pembatasan ekspor logam langka ini hanya bagian dari taktik negosiasi untuk menekan AS agar memberi konsesi lebih besar,” ujar Chris Turner, Kepala Pasar Global ING.

Di tengah aksi balas-menyerang kedua negara, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan Presiden Donald Trump tetap berencana bertemu Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan bulan ini.

Joseph Capurso, Kepala Riset Valas Commonwealth Bank of Australia, menilai “perpanjangan perundingan, bukan kesepakatan besar yang menyelesaikan seluruh isu dagang, merupakan hasil paling realistis dibanding risiko eskalasi baru.”

Baca Juga: Indeks Dolar AS Terus Terkoreksi di Hari Ketiga pada Kamis (16/10)

Aussie Stagnan, Yuan Menguat

Dolar Australia nyaris tidak bergerak di US$0,6511 setelah data menunjukkan tingkat pengangguran mencapai posisi tertinggi dalam hampir empat tahun pada September.

Kondisi ini memperkuat peluang pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Australia.

Sementara itu, yuan China menguat ke posisi tertinggi dua pekan terhadap dolar AS setelah bank sentral menetapkan nilai tengah harian (fixing) terkuat dalam setahun terakhir.

Euro Naik Tipis di Tengah Drama Politik Prancis

Euro sempat menyentuh level tertinggi sepekan dan naik 0,10% menjadi US$1,1656 menjelang dua pemungutan suara mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri Prancis Sebastien Lecornu.

Meski situasi politik di Prancis masih bergejolak, pasar obligasi zona euro relatif stabil karena investor menilai kecil kemungkinan terjadi penjualan besar (sell-off) tanpa pemilu kilat.

Keputusan Lecornu menunda reformasi pensiun hingga setelah 2027 disebut berhasil meredakan eskalasi krisis politik, namun juga memperumit upaya pemerintah memperbaiki posisi fiskal.

Baca Juga: Dolar AS Loyo Kamis (16/10) Pagi, di Tengah Ketegangan Dagang China-AS

Yen Naik Tipis, Pasar Antisipasi Kebijakan Baru Jepang

Yen Jepang sempat menguat ke level tertinggi sepekan di 150,51 per dolar sebelum berbalik ke 151,11.

Partai Demokrat Liberal (LDP) yang tengah melemah akan memulai pembicaraan kebijakan dengan Partai Inovasi yang berhaluan kanan, langkah yang dapat membantu Sanae Takaichi memenangkan pemilihan perdana menteri pekan depan.

“Terlepas dari hasil pemilihan, pasar kemungkinan akan mengantisipasi kebijakan fiskal yang ekspansif,” ujar Shinichiro Kadota, Kepala Strategi Valas dan Suku Bunga Jepang di Barclays Tokyo.

“Kami tetap mempertahankan posisi long dolar terhadap yen, sembari mewaspadai risiko intervensi pasar atau kenaikan suku bunga Bank of Japan jika pelemahan yen berlanjut terlalu jauh,” tambahnya.

Selanjutnya: 14 Juta Wajib Pajak Akan Gunakan Coretax untuk Lapor SPT, Simak Cara Aktivasi Akun

Menarik Dibaca: 11 Rekomendasi Makanan dan Minuman untuk Meredakan Gejala Flu




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×