kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.407.000   24.000   1,01%
  • USD/IDR 16.593   -15,00   -0,09%
  • IDX 8.107   55,60   0,69%
  • KOMPAS100 1.118   11,82   1,07%
  • LQ45 779   7,35   0,95%
  • ISSI 291   1,77   0,61%
  • IDX30 406   2,36   0,58%
  • IDXHIDIV20 455   1,46   0,32%
  • IDX80 123   1,30   1,07%
  • IDXV30 132   1,48   1,14%
  • IDXQ30 128   0,28   0,22%

Dolar AS Loyo Kamis (16/10) Pagi, di Tengah Ketegangan Dagang China-AS


Kamis, 16 Oktober 2025 / 09:20 WIB
Dolar AS Loyo Kamis (16/10) Pagi, di Tengah Ketegangan Dagang China-AS
ILUSTRASI. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada Kamis (16/10/2025), tertekan oleh meningkatnya ketegangan dagang antara Washington dan Beijing serta meningkatnya keyakinan pasar bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga acuannya tahun ini../pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/22/09/2020.


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada Kamis (16/10/2025), tertekan oleh meningkatnya ketegangan dagang antara Washington dan Beijing serta meningkatnya keyakinan pasar bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga acuannya tahun ini.

Melansir Reuters, Indeks dolar AS, yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,16% ke level 98,512, dan menuju pelemahan mingguan sekitar 0,33%.

Mata uang euro naik 0,14% menjadi US$1,1664, menyentuh level tertinggi dalam sepekan, sementara yen Jepang juga menguat ke posisi 150,52 per dolar, tertinggi dalam seminggu.

Baca Juga: Rupiah Spot Menguat 0,03% ke Rp 16.570 per Dolar AS pada Kamis (16/10) Pagi

Ketegangan Dagang Memanas

Fokus investor kembali tertuju pada perselisihan dagang AS–China, setelah pejabat Washington mengecam langkah Beijing memperluas kontrol ekspor logam tanah jarang (rare earth) yang dinilai dapat mengganggu rantai pasok global.

Kementerian Perdagangan China membela kebijakannya tersebut dengan menuding langkah AS terhadap barang dan perusahaan China sebagai bentuk kemunafikan.

Meski perang dagang kembali memanas, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan Presiden Donald Trump masih berencana bertemu Presiden Xi Jinping di Korea Selatan bulan ini.

Vasu Menon, Managing Director Strategi Investasi OCBC Bank, menilai sejumlah langkah tarif terbaru baru akan berlaku pada November, setelah pertemuan Trump–Xi berlangsung.

Baca Juga: Shutdown Bisa Rugikan Ekonomi AS hingga US$15 Miliar per Minggu

“Jika pertemuan tetap digelar, sebagian langkah tarif itu bisa saja dilunakkan atau bahkan dibatalkan dan diklaim sebagai hasil positif,” ujarnya.

Kedua negara sejauh ini masih mempertahankan tarif rendah dan aliran ekspor rare earth di bawah kesepakatan gencatan dagang enam bulan yang terus diperpanjang setiap 90 hari. Bessent bahkan membuka kemungkinan perpanjangan jangka waktu yang lebih panjang.

“Perpanjangan kesepakatan, meski bukan solusi permanen, adalah hasil realistis terbaik dibanding risiko eskalasi saling balas,” kata Joseph Capurso, Kepala Divisi Valas Commonwealth Bank of Australia (CBA).

Aussie dan Yen Bergerak Campuran

Dolar Australia (Aussie) melemah 0,4% ke US$0,6485 setelah data menunjukkan tingkat pengangguran September naik ke level tertinggi hampir empat tahun, memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga.

Aussie yang sering dianggap sebagai barometer selera risiko (risk appetite) mengalami volatilitas tinggi pekan ini akibat ketegangan dagang, sementara mata uang safe haven seperti franc Swiss menguat ke 0,7952 per dolar AS.

Baca Juga: ANZ Perkirakan Harga Emas Tembus US$4.400 per Ons pada Akhir Tahun

Pasar Taruh Harapan pada Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Dengan penutupan sebagian pemerintahan federal (shutdown) memasuki pekan ketiga, pelaku pasar menyoroti pernyataan pejabat The Fed untuk mencari arah kebijakan moneter ke depan.

Trader kini memperkirakan ada 48 basis poin pelonggaran hingga akhir tahun, menandakan meningkatnya keyakinan terhadap kemungkinan dua kali pemangkasan suku bunga pada pertemuan kebijakan tersisa tahun ini.

The Fed dalam laporan Rabu malam menyebut aktivitas ekonomi AS nyaris stagnan, dengan lapangan kerja relatif stabil, meski ada tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja dan sedikit penurunan konsumsi.

Baca Juga: Perang Tanpa Peluru: Begini Cara China Menaklukkan Dunia

Ketidakpastian Politik di Jepang

Dari Jepang, perhatian pasar tertuju pada perkembangan politik setelah parlemen belum menetapkan tanggal pemungutan suara untuk memilih perdana menteri baru.

Partai Liberal Demokrat (LDP) telah menunjuk Sanae Takaichi sebagai ketua baru bulan ini, namun peluangnya menjadi perdana menteri perempuan pertama Jepang menjadi rumit setelah Partai Komeito memutuskan mengakhiri koalisi pekan lalu.

Analis menilai ketidakpastian ini bisa menjadi beban bagi yen, meskipun faktor eksternal tetap mendorong arus modal ke aset-aset aman.

“Harga politik untuk menjadi perdana menteri kemungkinan berarti kebijakan fiskal yang lebih longgar,” kata Capurso dari CBA. “Dukungan politik untuk pengetatan kebijakan moneter Bank of Japan hampir tidak ada.”

Selanjutnya: Rupiah Spot Menguat 0,03% ke Rp 16.570 per Dolar AS pada Kamis (16/10) Pagi

Menarik Dibaca: Bergerak Fluktuatif, IHSG Naik 0,5% Pada Perdagangan Kamis Pagi (16/10)




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×