Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Nilai tukar dolar AS terpantau melemah mendekati posisi terendah dalam hampir sepekan pada Rabu (24/9/2025).
Seiring ekspektasi pasar terhadap dua kali pemangkasan suku bunga The Fed tahun ini, meski Ketua The Fed Jerome Powell tetap berhati-hati dalam memberi sinyal pelonggaran moneter lebih lanjut.
Baca Juga: Jerome Powell Sampaikan Pidato Terbaru Soal Prospek Ekonomi Amerika Serikat
Indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, tercatat stagnan di level 97,230 per pukul 23.05 GMT, setelah sempat menyentuh titik terendah sejak Kamis lalu di 97,198.
Sejauh pekan ini, indeks dolar sudah melemah 0,5% di tengah keyakinan pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan masing-masing 25 basis poin pada dua pertemuan kebijakan tersisa di 2025.
Pasar juga mengantisipasi pemangkasan lanjutan pada kuartal I-2026, sejalan dengan proyeksi sebagian pejabat The Fed setelah keputusan pemangkasan 25 bps pekan lalu.
Dolar sempat menguat dari level terendah sejak awal 2022 di 96,224 usai pengumuman The Fed pekan lalu dan konferensi pers Powell yang dinilai tidak terlalu dovish.
Baca Juga: Wall Street: Dow, S&P 500 dan Nasdaq Ditutup Melemah Terseret Komentar Powell
Meski pasar berharap ada sinyal lebih agresif untuk merespons pelemahan signifikan di pasar tenaga kerja.
Dalam pernyataan terbarunya, Powell menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara risiko inflasi yang masih tinggi dan pasar tenaga kerja yang melemah. Ia menyebut kondisi saat ini sebagai “situasi yang menantang.”
“Komentar Powell menegaskan kembali sikap hati-hati The Fed,” kata James Kniveton, Senior Corporate Forex Dealer di Convera.
“Powell mengakui tidak ada opsi kebijakan tanpa risiko. Pelonggaran yang terlalu dini bisa memperkuat inflasi, sementara pengetatan berlebihan justru dapat merusak prospek lapangan kerja,” tambahnya.
Baca Juga: Trump Ubah Nada, Klaim Ukraina Bisa Rebut Seluruh Wilayah dari Rusia
Pada perdagangan Rabu, dolar melemah tipis 0,04% terhadap yen Jepang menjadi ¥147,59. Euro menguat tipis ke level US$1,1816, sementara dolar Australia tergelincir ke US$0,6598 menjelang rilis data inflasi domestik.