kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Donald Trump bersiap untuk mengakhiri perlakuan perdagangan khusus bagi India


Selasa, 05 Maret 2019 / 22:35 WIB
Donald Trump bersiap untuk mengakhiri perlakuan perdagangan khusus bagi India


Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana untuk mengakhiri pemberian perlakuan perdagangan khusus untuk India. Ia menilai perlakuan tersebut tak adil bagi pelaku bisnis di Amerika Serikat.

Dalam sebuah surat kepada Kongres, Trump mengisyaratkan niatnya untuk menghapus India dari program yang memberi negara-negara berkembang akses yang lebih mudah ke pasar AS. "Pemerintah India belum bisa meyakinkan Amerika Serikat bahwa fasilitas tersebut akan memberikan akses yang adil dan masuk akal untuk masuk ke pasar India," tulis Trump dalam surat tersebut seperti dikutip CNN.

Pemberitahuan ini muncul hanya beberapa minggu sebelum sebelum Perdana Menteri India Narendra Modi menghadapi pemilihan umum.

Trump berulang kali mengecam bea masuk India atas barang-barang AS. Pada bulan Januari, ia membidik tarif sebesar 150% untuk wiski impor dari India. 

Sekarang, Trump bergerak untuk mengeluarkan India dari program perdagangan preferensial, yang dikenal sebagai Generalized System of Preferences (GSP), yang menurunkan bea masuk AS untuk impor dari 121 negara berkembang. India adalah penerima manfaat terbesar dari program tersebut pada tahun 2017, dengan pembebasan barang senilai US$ 5,6 miliar.

Pada April lalu, pemerintah AS mengatakan akan meninjau kelayakan India dalam program tersebut setelah beberapa perusahaan Amerika merasa dirugikan atas hambatan non tarif untuk pengiriman produk susu dan alat kesehatan ke India.

Sementara itu pejabat Departemen Perdagangan India Anup Wadhawan mengatakan bahwa total manfaat bagi India dari pengecualian tersebut hanya sekitar US$ 190 juta per tahun.

Wadhawan mengatakan India telah mengusulkan paket perdagangan masuk akal dan penting kepada Amerika Serikat, tetapi kedua pihak tidak dapat mencapai kesepakatan. "Ada beberapa permintaan tambahan yang tidak dapat diterima saat ini," katanya kepada wartawan.

Namun GSP bukan satu-satunya sumber ketegangan dalam hubungan perdagangan kedua negara, yang bernilai US$ 126 miliar pada tahun 2017. Ketegangan antara New Delhi dan Washington telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena strategi Trump dengan slogan 'beli produk Amerika, rekrut orang Amerika' yang telah berbenturan dengan kampanye Modi yang berbunyi "Make in India."

India juga adalah salah satu dari banyak negara yang terkena pengenaan tarif impor baja dan aluminium oleh AS tahun lalu. Sebagai balasan, pemerintah India mengumumkan tarifnya sendiri untuk barang-barang AS senilai US$ 240 juta, meski belum benar-benar menerapkannya.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×