Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Ketegangan terjadi pada pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Brussels, Belgia. Donald Trump, Presiden Amerika Serikat (AS) menuding Jerman telah dikendalikan oleh Rusia.
Tudingan menjurus ke Jerman karena negara di Eropa ini tidak memenuhi kewajibannya terhadap aliansi NATO. Trump mengkritik keras atas Jerman karena tidak menjalankan apa yang mereka sepakati pada perjanjian NATO.
"Sejauh yang saya ketahui Jerman seperti tawanan Rusia," kata Trump, seperti dilansir oleh USA Today, Rabu (11/7). Berdasarkan perjanjian tahun 2014, NATO menetapkan 2% peungutan dari masing-masing negara untuk pertahanan.
Trump menuntut negara-negara yang tergabung pada NATO untuk menggandakan jumlah pengeluaran tersebut menjadi 4% dari produk domestik bruto (PDB), dari rata-rata tingkat pengeluaran sebesar 3,5%. Sedangkan, Jerman hanya menghabiskan 1,24% untuk NATO.
Yang semakin membuat Trump geram adalah dukungan Jerman dalam pembangunan jalur pipa yang akan membawa gas alam Rusia melalui Laut Baltik ke Eropa Tengah. Menurut Trump tidak ada alasan melindungi Jerman, karena mereka mendapatkan energi dari Rusia.
Proyek Jalur pipa Nord Stream 2 adalah usaha komersial. Kendati demikian, pemerintah Jerman telah memberikan persetujuan untuk proyek tersebut.
Angela Merkel, Kanselir Jerman menegaskan, Jerman tidak berada di bawah kendali Rusia. "Saya telah mengalami sendiri bagaimana Jerman dikendalikan oleh Uni Soviet," terangnya.
Ke depan, Merkel menekankan hubungan Jerman dengan AS tetap berjalan bersama. Ia juga berkomitmen terhadap pertahanan kolektif.
Ini bukan pertama kalinya Trump secara verbal melakukan permusuhan dengan suatu negara. Sebelumnya, Trump menghancurkan pertemuan puncak negara-negara Kelompok G7 di Kanada pada bulan Juni lalu.
Saat itu, Trump melakukan serangan terhadap Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Menurutnya, Ottawa tak mempunyai banyak pilihan untuk mencegah perang dagang yang terjadi. Untuk itu, Trump mengenakan tarif impor logam yang tinggi dari Kanada.