Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sementara, Buffett pernah berkata, "Ide menggali sesuatu dari dalam tanah, Anda tahu, di Afrika Selatan atau di suatu tempat dan kemudian mengangkutnya ke Amerika Serikat dan menaruhnya di dalam tanah, Anda tahu, di Federal Reserve New York, tidak tampak seperti aset yang hebat bagi saya."
Bagi Buffett, kekurangan terbesar emas adalah tidak bersifat prokreatif dalam arti tidak menghasilkan pendapatan.
Saat tampil di Squawk Box CNBC pada tahun 2011, Buffett menjelaskan bahwa jika diberi kesempatan untuk memilih antara "kubus emas 67 kaki" dan semua lahan pertanian di negara itu, ia akan memilih lahan pertanian.
Kiyosaki mengakui bahwa Buffett sangat sukses, dengan mengatakan bahwa Buffett memang jago saham dan orang yang sangat pintar. Akan tetapi, ada satu alasan mengapa Kiyosaki tidak mau menerima saran dari Buffett.
Kiyosaki tidak memercayai Buffett karena, menurutnya, ia tidak menginvestasikan dana pribadinya untuk investasi, tidak seperti Kiyosaki.
"Ia tidak menginvestasikan uangnya. Ia menginvestasikan uang Anda," kata Kiyosaki.
Tonton: Dari Nol hingga Jadi Kaya Raya, Ini 6 Teknik yang Dilakukan Warren Buffett
Namun, validitas pernyataan Kiyosaki ini mungkin dipertanyakan, mengingat surat Buffett kepada pemegang saham tahun 2011 mencatat bahwa lebih dari 98% kekayaan bersihnya saat ini ada dalam bentuk saham Berkshire Hathaway.
Perdebatan antara kedua tokoh investasi ini menimbulkan pertanyaan penting tentang risiko, imbalan, dan kenyamanan pribadi dengan ketidakpastian di pasar keuangan.
Pada akhirnya, keputusan untuk berinvestasi dalam emas, saham, atau aset lainnya sangat bergantung pada tujuan keuangan individu, toleransi risiko, dan keyakinan pada berbagai prakiraan ekonomi.
Baik emas maupun ekuitas menawarkan keuntungan dan kerugian, dan strategi investasi yang seimbang mungkin mencakup campuran jenis aset untuk melindungi diri dari fluktuasi pasar di masa mendatang.