Sumber: Business Insider | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Hospital Infection bulan lalu mengevaluasi lebih dari 10 masker berdasarkan kemampuannya untuk menyaring partikel virus corona di udara.
Para peneliti menemukan bahwa masker N99 mengurangi risiko seseorang terinfeksi hingga 94 hingga 99% setelah 20 menit terpapar di lingkungan yang sangat terkontaminasi. Masker N95 menawarkan perlindungan yang hampir sama banyaknya - namanya mengacu pada efisiensi minimum 95% dalam menyaring aerosol.
Studi terbaru lainnya juga menentukan bahwa masker N95 menawarkan perlindungan yang lebih baik daripada masker bedah.
Baca Juga: Masker dan hand sanitizer bakal banyak dijadikan alat peraga di kampanye Pilkada 2020
2. Masker bedah sekali pakaiĀ
Masker bedah terbuat dari kain bukan tenunan, sehingga biasanya merupakan pilihan teraman bagi petugas kesehatan yang tidak memiliki akses ke masker N99 atau N95.
Sebuah studi pada bulan April menemukan bahwa masker bedah mengurangi penularan beberapa virus corona manusia melalui tetesan pernapasan dan aerosol yang lebih kecil.
Baca Juga: Laba mengalir dari usaha wastafel portabel di tengah pandemi Covid-19
Secara umum, sebuah studi tahun 2013 menemukan, masker bedah tiga kali lebih efektif dalam memblokir aerosol yang mengandung virus daripada masker wajah buatan sendiri.
3. Masker "hibrida" adalah pilihan buatan rumah yang paling aman
Dalam sebuah makalah baru-baru ini yang belum ditinjau oleh sejawat, para peneliti di Inggris menetapkan bahwa topeng "hibrida" - menggabungkan dua lapisan kapas dengan 600 benang dengan bahan lain seperti sutra, sifon, atau flanel, menyaring lebih dari 80% partikel kecil (kurang dari 300 nanometer) dan lebih dari 90% partikel yang lebih besar (lebih besar dari 300 nanometer).