Sumber: Reuters |
CARACAS. Presiden Venezuela Hugo Chavez tutup usia, Selasa (5/3), setelah dua tahun lamanya melawan kanker. Chavez mengakhiri pula masa pemerintahan sosialisnya di negeri Amerika Latin itu. Ia pernah menjadi pahlawan bagi kaum miskin, dan musuh yang dibenci para lawannya.
Pria flamboyan berusia 58 tahun itu telah menjalani empat operasi di Kuba sejak pertengahan 2011. Operasi terakhirnya dilakukan pada 11 Desember, dan sejak itu ia tak pernah lagi tampil di muka umum.
"Kami baru menerima informasi yang paling buruk dan tragis. Pada pukul 16.25 hari ini, 5 Maret, Presiden Hugo Chavez meninggal," ujar Wakil Presiden Nicolas Maduro dengan suara tersendat.
"Ini adalah momen duka terdalam," ujarnya didampingi oleh para menteri senior Venezuela.
Chavez dengan mudah memenangi pemilu untuk memimpin lagi selama enam tahun pada Oktober lalu. Kematiannya akan mengecewakan jutaan pendukung yang memuja gaya karismatik, anti-AS, dan kebijakan-kebijakan retoriknya dibiayai oleh uang minyak sehingga bisa menyediakan pangan bersubsidi dan klinik kesehatan gratis di wilayah kumuh.
Sebaliknya, para pembenci Chavez melihat pada gaya kepemimpinan diktator Chavez, nasionalisasi serampangan, dan perlakuan kasarnya pada lawan-lawannya.
Kematian Chavez akan membuka pemilu baru bagi Venezuela. Selanjutnya, dunia akan melihat apakah revolusi sosialis Chavez dapat terus hidup meskipun sosok dominan penggeraknya itu telah tiada.