kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dubes Ukraina untuk Indonesia Beberkan Hubungan Jakarta-Kiev Selama Tiga Dasawarsa


Kamis, 29 Desember 2022 / 14:15 WIB
Dubes Ukraina untuk Indonesia Beberkan Hubungan Jakarta-Kiev Selama Tiga Dasawarsa
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin di kantor Kedubes Ukraina, Jakarta Selatan, Kamis (3/3/2022). Dubes Ukraina untuk Indonesia Beberkan Hubungan Jakarta-Kiev Selama Tiga Dasawarsa.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  KIEV. Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menilai tiga dasawarsa hubungan diplomatik Indonesia dan Ukraina selalu mesra dikarenakan diawali hubungan kesejarahan yang berlanjut pada saling kepercayaan menjalin kerjasama di antara kedua negara.

“Jakarta mencatat peran bangsa Ukraina dalam memperjuangkan kedaulatan Indonesia di forum internasional. Hal ini alasan kuat bagi Jakarta untuk langsung mengakui kemerdekaan Ukraina dari Moskow pada 28 Desember 1991,” ujar Dubes Vasyl Hamianin yang sedang mudik di Kiev, dalam keterangannya, Kamis (29/12).

Pasca menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Republik Indonesia menggantungkan nasib kemerdekaannya pada sidang PBB sehingga Perdana Menteri Sutan Sjahrir bersurat ke Majelis Umum PBB meminta agar masalah Indonesia dibicarakan dalam sidang Dewan Keamanan.

Tanpa diduga, Perwakilan Ukraina, yang saat itu masih bernama Republik Soviet Sosialis Ukraina, Dmitry Manuilsky mengajukan persoalan Indonesia kepada Dewan Keamanan yang bersidang di London sehingga sengketa Indonesia dan Belanda menjadi sengketa internasional sepenuhnya.

Baca Juga: Dubes Ukraina Sebut Integrasi ke Uni Eropa Akan Perkuat Kemenangan Melawan Rusia

“Ini fakta sejarah. Sahabat saya, Duta Besar RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, melalui akun Twitter pribadinya mengunggah foto tua dari biro foto IPHHOS menunjukkan sejumlah anak-anak Indonesia berpakaian seadanya berbaris di jalan membawa poster bertuliskan 'terima kasih Ukraina'. Ukraina! Bukan Uni Soviet alias Rusia ya!” tutur diplomat bergelar Doktor Ilmu Sejarah itu.

Faktor kesejarahan ini sangatlah kental sehingga Presiden Indonesia, Soeharto langsung menerima usulan Menlu Indonesia, Ali Alatas agar kedua negara meresmikan hubungan diplomatik pada 11 Juni 1992.

Saat itu Kiev yang dipimpin oleh Leonid Kravchuk, presiden pertama Ukraina, mempercayakan komunikasi dengan Jakarta pada Igor Lytvyn yang sejak tahun 1992 merupakan Kepala Divisi, Kepala Departemen Asia dan Pasifik Kementerian Luar Negeri Ukraina. 

Igor Lytvyn bekerja sangat keras mempersiapkan beberapa kunjungan diplomatik ke Indonesia di tahun 1996 antara lain Menlu Hennadiy Yosypovych Udovenko, Presiden Leonid Danylovych Kuchma dan Menhan Valeriy Shmarov.

Baca Juga: Kedubes Ukraina Sebut 100 Hari Invasi Rusia, Warga Jadi Korban Kejahatan Perang

Untuk kerja keras tersebut Igor Lytvyn dipercaya menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Ukraina di Indonesia. Penugasan yang berat karena pada periode 1997 hingga 1999, kondisi Jakarta tidaklah stabil.

Kondisi ini membuat Ukraina harus menata ulang misi diplomasinya di Jakarta yang sejak tahun 1999 hingga 2004 ditangani Komisaris Dagang, Nikshich Serhiy Arkadiyovych (1999–2004) dan Kravchenko Valery Ilarionovich (2004).

Tahun 2004, Kiev mengangkat Primachenko Vadym Viktorovych sebagai Duta Besar bagi Indonesia namun berkantor di Ukraina kemudian pada 2011-2012, Sirenko Oleksandr Oleksiiovych diangkat sebagai Penasihat dan Komisaris Dagang.

Menurut Dubes Vasyl Hamianin, meski demikian hubungan kedua negara tidaklah renggang. Tahun 2006 ketika Gunung Merapi di Yogyakarta meletus dan menyebabkan gempa besar, Ukraina dari kejauhan mengirimkan bantuan kemanusiaan.

Kemudian pada 28 Januari 2010 dilakukan pertemuan Menlu Petro Poroshenko dengan Menlu Marty Natalegawa dalam rangka Konferensi Internasional terkait Afganistan di London yang hasilnya mempererat kerjasama kedua negara. 

Baca Juga: Diplomasi Kuliner dari Chef Ukraina di Jakarta

“Pertemuan itu membuat misi diplomasi kita di Jakarta kembali meningkat, dan atas restu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pada 29 Februari 2012 diangkatlah Dubes Pakhil Volodymyr Oleksandrovych,” tuturnya.

Sejak 2012, menurut Dubes Vasyl Hamianin hubungan Kiev dan Jakarta menjadi semakin mesra. Indonesia bahkan secara tegas mendukung Ukraina saat wilayah mereka diserang Rusia pada tahun 2014. Bantuan kemanusiaan juga dikirimkan Jakarta ke Kiev. 

Hubungan ini semakin mendalam karena Menlu Petro Poroshenko kemudian menjadi Presiden Ukraina dan menyempatkan diri mengunjungi Presiden Joko Widodo pada tahun 2016. Kunjungan yang dibalas Presiden Jokowi di tengah konflik tahun 2022.

Baca Juga: Di Tengah Invasi Rusia, Ukraina Kenang Pengusiran Paksa Etnis Tatar Krimea

“Gaya komunikasi para pemimpin Indonesia sangatlah unik karena selalu berusaha menghindari konfrontasi secara langsung. Namun, hal itu tak menghalangi upaya konsisten Indonesia menjaga hubungan pertemanan dengan Ukraina selama tiga dasawarsa ini. Terima kasih Indonesia,” pungkas Vasyl Hamianin.




TERBARU

[X]
×