kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45936,64   8,28   0.89%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Duet Toyota-SoftBank ajak lima produsen otomotif Jepang kembangkan mobil otonom


Kamis, 27 Juni 2019 / 18:29 WIB
Duet Toyota-SoftBank ajak lima produsen otomotif Jepang kembangkan mobil otonom


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Lima produsen mobil Jepang tertarik untuk ikut berpartisipasi dalam pengembangan kendaraan dengan teknologi tanpa pengemudi atau mobil otonom yang diinisiasi Toyota.

Kelima perusahaan itu adalah Mazda Motor Corp, Suzuki Motor Corp, Subaru Corp, Isuzu Motors dan unit Toyota Daihatsu. Kelimanya berencana ikut berinvestasi di Monet Technologies yakni perusahaan patungan Toyota dan SoftBank yang akan jadi penyedia layanan seperti on-demand rides untuk kendaraan otonom di Jepang.

Menurut sumber Reuters, kelima perusahaan itu akan mengambil beberapa persen saham di Monet Technologies. Hanya saja, belum diketahui berapa total dana yang akan diinvestasikan di perusahaan patungan tersebut.

Pada Maret lalu, dua produsen mobil lain yakni Honda Motor dan Hino Motors sudah terlebih dahulu bergabung di Monet. Masing-masing menginvestasikan lebih dari 200 juta yen (US$ 1,86 juta) untuk mencaplok sekitar 10% saham. SoftBank sendiri menggenggam kepemilikan mayoritas yakni 40,2% dan Toyota memiliki porsi 38,9%.

Walaupun persaingan dalam pengadaan mobil konvensional masih terus berlanjut namun para produsen mobil ini memilih bekerjasama dalam mengumpulkan dan menganalisis data untuk menyediakan mobilitas sebagai layanan. Monet telah mendesak para pembuat mobil Jepang untuk bergabung dalam upaya ini.

Kelima anggota baru memiliki ikatan mendalam dengan Toyota dalam kendaraan listrik dan bidang lainnya. Partisipasi mereka dapat memperkuat posisi usaha sebagai pemimpin dalam layanan mobilitas Jepang dan membantu membawa Monet melebarkan sayapnya keluar negeri.

Dengan rencana bergabungnya kelima perusahaan itu maka hanya tersisa dua produsen mobil Jepang yang tidak terlibat dalam konsorsium pengembangan mobil otonom tersebut. Adapun Nisan bersama mitranya asal Prancis yakni Renault berencana memilih bekerjasama dengan Waymo yaitu unit bisnis Alphabet untuk pengembangan mobil tanpa pengemudi.

Kemunculan mobil connected, autonomous, shared and electric atau yang disebut dengan kendaraan CASE telah membentuk kembali industri otomotif. Pengembangan sistem self-driving atau tanpa pengemudi membutuhkan pengumpulan dan analisis data yang sangat besar. Sementara perusahaan teknologi raksasa membuat terobosan yang cepat di lapangan.

Waymo telah mengumpulkan cukup data di jalan umum untuk mengelilingi dunia 400 kali pada akhir 2018.

Pada awalnya, Monet hanya berencana meluncurkan layanannya di Jepang. Namun, seiring perkembangan waktu perusahaan ini akhirnya memutuskan untuk memperluas jangkauan pasar dengan melakukan ekspansi ke negara lain di Asia dan pasar luar negeri lainnya.

Monet membuka peluang para pembuat mobil asing dapat bergabung dengan konsorsium sehingga bisa membawa lebih banyak data untuk membantu bersaing dengan perusahaan teknologi informasi.Berdasarkan perkiraan PwC, pasar untuk kendaraan share on demand akan mencapai US$ 1,4 triliun pada tahun 2030 di AS, Eropa dan China.

Untuk mempopulerkan mobil CASE sambil menekan biaya sendiri, Toyota meningkatkan kerja sama dengan perusahaan lain. Pembuat mobil ini bekerja dengan Uber Technologies, Amazon.com dan mitra lainnya untuk mengembangkan e-Palette, kendaraan self-driving yang dapat digunakan untuk berbagi perjalanan atau sebagai etalase ponsel.

Toyota juga membentuk usaha patungan dengan Mazda dan pembuat komponen otomotif Denso pada 2017 untuk mengembangkan teknologi struktural dasar untuk kendaraan listrik. Hingga saat ini sudah ada sembilan perusahaan yang masuk dalam konsorsium tersebut termasuk Subaru, Daihatsu, Suzuki dan Hino.




TERBARU

[X]
×