kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Korea Utara: Waktu untuk pembicaraan nuklir yang baru dengan AS makin menipis


Kamis, 27 Juni 2019 / 17:35 WIB
Korea Utara: Waktu untuk pembicaraan nuklir yang baru dengan AS makin menipis


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Seorang diplomat senior Korea Utara menyebut waktu bagi Amerika Serikat sudah hampir habis untuk merumuskan strategi baru guna menghidupkan kembali perundingan denuklirisasi. Hal tersebut diucapkan menjelang kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Korea Selatan.

Negosiasi antara AS dengan Korea Selatan telah terhenti sejak pertemuan puncak kedua antara Trump dan Kim Jong Un pada bulan Februari lalu karena perbedaan antara tuntutan Amerika Serikat untuk denuklirisasi secara utuh dan tuntutan dari Kim soal pencabutan sanksi.

Kim mengatakan pertemuan ketiga hanya mungkin dilakukan jika Washington mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel. Ia pun menetapkan batas waktu hingga akhir tahun untuk bisa mewujudkan hal tersebut.

Sementara itu Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan bahwa Amerika Serikat kini berada dalam pembicaraan di belakang layar dengan Korea Utara mengenai kemungkinan pertemuan puncak ketiga dan telah mengusulkan pembukaan kembali negosiasi di tingkat teknis.

Stephen Biegun, utusan khusus AS untuk Korea Utara yang memimpin perundingan dijadwalkan tiba di Seoul pada Kamis sebelum kedatangan Trump yang akan tiba di Korea Selatan pada akhir pekan setelah mengunjungi Jepang dalam gelaran KTT G20.

Kwon Jong Gun, Direktur Jenderal untuk urusan AS di Kementerian Luar Negeri Korut, mengatakan Amerika Serikat terus berbicara tentang dialog dan di saat yang sama semakin putus asa dalam tindakannya yang memancing permusuhan.

DI sisi lain seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan bahwa perpanjangan sanksi AS terhadap negara tersebut baru-baru ini adalah tindakan permusuhan dan tantangan secara langsung.

"Dialog tidak akan terbuka dengan sendirinya meskipun AS berulang kali berbicara tentang dimulainya kembali dialog seperti burung beo tanpa mempertimbangkan proposal realistis yang akan sepenuhnya sesuai dengan kepentingan kedua belah pihak," kata Kwon dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters dari kantor berita resmi Korea Utara, KCNA.

Ia menyebut Amerika semakin kehabisan waktu untuk bisa mendapatkan hasil dari upaya pertemuan tersebut. "Negosiasi harus dilakukan sebagai rekan yang memiliki komunikasi yang baik, dan itu juga bisa dimungkinkan hanya ketika Amerika Serikat membuat teman yang tepat," katanya.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×