Sumber: Bloomberg | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mendukung Huawei Technologies Co yang masuk dalam daftar hitam Amerika Serikat (AS) pasca dituduh membantu menjadi mata-mata bagi China.
Mengutip Bloomberg, Mahathir dalam sebuah forum di Tokyo, Kamis (30/5) mengatakan, negara Asia Tenggara akan menggunakan peralatan Huawei sebanyak mungkin karena merreka menawarkan kemajuan luar biasa atas teknologi Amerika.
Komentar publik Mahathir menjadi penghalang bagi kampanye Trump untuk melawan produsen peralatan telekomunikasi asal China itu. Mereka juga memberi sinyal upaya AS untuk memenangkan sekutu terhadap Huawei gagal di beberapa negara yang memprioritaskan pengembangan jaringan nirkabel 5G yang menjadi salah satu spesialisasi Huawei.
Masuknya Huawei dalam daftar hitam AS juga mempersulit perundingan dagang antara AS-China dan membuat operator telekomunikasi di seluruh dunia memutuskan apakah akan memutuskan untuk menghindari pembuat peralatan dari China.
Pekan ini, operator telepon seluler M1 Ltd yang berbasis di Singapura mengatakan akan terbuka untuk lebih banyak berurusan dengan perusahaan China, sambil memberi sinyal bahwa akan ada penyedia alternatif juga untuk infrastruktur 5G. Sehari kemudian, SoftBank Corp yang berbasis di jepang memilih Nokia Oyj dan Ericsson AB sebagai vendor untuk jaringan nirkabel generasi berikutnya.
Mahathir juga mengunjungi kantor Huawei Beijing pada akhir April.
"Kami menemukan bahwa Huawei sangat maju, dalam penggunaan kecerdasan buatan," ujarnya kala itu.
"Kami melihat ada peluang bagi kami, bersama dengan Huawei untuk meningkatkan kapasitas kami di bidang komunikasi dan kecerdasan buatan."
Di luar Asia, BT Group Plc dari Inggris mengumumkan rencana untuk menghapus Huawei dari inti jaringan selulernya segera setelah Kepala Badan Intelijen Asing Inggris M16 mengatakan Inggris memperingatkan tentang risiko penggunaan peralatan China.