Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketegangan geopolitik global kini berada di titik tertinggi dalam beberapa dekade terakhir, memicu kekhawatiran bahwa dunia sedang berada di ambang Perang Dunia Ketiga. Invasi Rusia ke Ukraina sejak 2022 dan eskalasi konflik antara Israel dan Iran semakin memperkuat kekhawatiran itu.
Pada akhir pekan lalu, Israel dan Iran kembali saling melancarkan serangan. Serangan rudal Iran ke Tel Aviv menewaskan tiga warga sipil, menambah daftar panjang korban sipil akibat konflik berkepanjangan di Timur Tengah. Sementara itu, perang Rusia-Ukraina terus berlangsung tanpa tanda-tanda akan berakhir.
Dalam konteks ketegangan yang terus meningkat ini, pakar keamanan internasional asal Inggris, Profesor Anthony Glees, mengungkap dua skenario yang menurutnya bisa menjadi cetak biru terjadinya perang global berikutnya.
Baca Juga: Bertolak dari Singapura, Presiden Prabowo Lanjutkan Kunjungan ke Rusia
Iran Membalas Besar-besaran, Timur Tengah Membara
Dalam wawancaranya dengan The Mirror dikutip Unilad, Prof. Glees menyampaikan bahwa potensi pecahnya Perang Dunia Ketiga bisa dimulai dari Timur Tengah.
Ia menjelaskan, skenario pertama melibatkan serangan balasan besar-besaran dari Iran, yang didukung oleh sekutu-sekutu regionalnya seperti Hezbollah, Houthi, dan sisa kekuatan Hamas, serta negara-negara sahabat Iran lainnya.
"Jika Iran membalas dengan kekuatan penuh, dan para proksi yang tersisa ikut serta, kita bisa melihat konflik skala besar yang menjalar lintas batas negara," ujar Glees.
Skenario ini, menurutnya, dapat menyulut keterlibatan kekuatan besar dunia, termasuk Amerika Serikat dan sekutu Eropa, yang pada akhirnya dapat menyeret dunia ke dalam perang global.
Amerika Serikat yang Terpecah Buka Peluang Agresi
Skenario kedua yang dijabarkan Glees berkaitan dengan persepsi musuh-musuh geopolitik terhadap lemahnya kepemimpinan Amerika Serikat.
Ia mengungkapkan bahwa negara-negara seperti Rusia, Korea Utara, dan Tiongkok mungkin melihat Amerika yang "terdistraksi"—terutama di bawah kepemimpinan Donald Trump—sebagai peluang untuk melancarkan ambisi teritorial mereka.
"Kita tahu Putin terus menyerang Ukraina dengan drone Shahed buatan Iran. Xi Jinping mungkin melihat peluang untuk bergerak ke Taiwan, dan Kim Jong-Un bisa saja melancarkan provokasi ke Korea Selatan," kata Glees.
Baca Juga: Pemimpin G7 Terbelah Tanggapi Komentar Trump soal Rusia dan Tarif Perdagangan
Ia menambahkan bahwa apa yang dilakukan Israel sejak pukul 03.00 pagi waktu setempat bisa menjadi cerminan dari skenario yang dapat terjadi di Eropa atau bahkan di belahan dunia lainnya.
Seruan Mobilisasi dari Jenderal Rusia: “Perang Dunia Ketiga Telah Dimulai”
Kekhawatiran ini diperparah oleh pernyataan terbaru dari Jenderal Apti Alaudinov, salah satu komandan kepercayaan Presiden Rusia Vladimir Putin. Lewat unggahannya di Telegram, Alaudinov menyerukan mobilisasi besar-besaran pasukan Rusia, bahkan hingga satu juta orang.
“Kita harus mendeklarasikan mobilisasi. Kita harus menyiapkan setidaknya 500.000, idealnya satu juta tentara,” tulis Alaudinov. Ia menegaskan bahwa dunia harus diingatkan bahwa Rusia adalah negara dengan kekuatan nuklir besar, dan bahwa menurutnya, "Perang Dunia Ketiga sudah dimulai dan kini memasuki fase baru.”