Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - KANANASKIS. Pertemuan para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) di Kananaskis, Kanada, pada Senin dimulai dengan ketegangan, menyusul pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyebut pengeluaran Rusia dari G8 pada 2014 sebagai kesalahan besar.
Trump menyampaikan hal itu dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Kanada Mark Carney, dan menyatakan bahwa jika Rusia tidak dikeluarkan dari kelompok tersebut, kemungkinan besar negara itu tidak akan menginvasi Ukraina pada 2022.
Ia juga menambahkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak berbicara kepada orang-orang yang mengusirnya dan hanya berbicara padanya.
Baca Juga: Ini Tanggapan Sejumlah Pemimpin Dunia Usai Trump Umumkan Kebijakan Tarif
Meskipun Trump tidak secara eksplisit menyerukan agar Rusia diterima kembali ke G7, pernyataannya memunculkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap posisi Ukraina dalam pembicaraan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin G7 pada hari Selasa untuk membahas dukungan, termasuk permintaan senjata baru.
“Ini awal yang sulit,” kata Josh Lipsky, mantan pejabat IMF yang kini memimpin divisi ekonomi internasional di Atlantic Council. “Bukan cara yang diharapkan Kanada untuk memulai KTT... tapi masih ada waktu untuk mengembalikan fokus.”
Negara-negara Eropa berupaya meyakinkan Trump untuk mendukung sanksi yang lebih keras terhadap Moskow. Pertemuan dengan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte dan KTT NATO pekan depan diharapkan menjadi momen penting untuk mempertegas posisi G7 terhadap Rusia.
Baca Juga: Bukan Serang Balik, Begini Kata Eksportir Soal Kenaikan Tarif Trump
Seorang pejabat AS menyebut bahwa Trump tidak akan menandatangani draf pernyataan bersama yang menyerukan de-eskalasi konflik antara Israel dan Iran. Namun, seorang pejabat Kanada menekankan bahwa isu ini masih akan dibahas dalam pertemuan bilateral, dan belum ada keputusan final.
Seorang diplomat senior Eropa pun menyatakan hal serupa: Trump belum memutuskan sikap.
Kanada menghentikan upaya menyusun komunike bersama secara komprehensif, guna menghindari kejadian serupa pada KTT G7 tahun 2018, ketika Trump menarik dukungan terhadap komunike setelah meninggalkan pertemuan.
Meski para pemimpin telah menyiapkan sejumlah draf dokumen—termasuk isu migrasi, kecerdasan buatan, dan mineral penting—sumber menyebut tak satu pun yang mendapat persetujuan penuh dari AS. Seorang diplomat Eropa bahkan mengatakan tanpa dukungan Trump, belum tentu akan ada deklarasi bersama.
Baca Juga: Pengusaha Buka Suara Soal Kenaikan Tarif Trump: Timbulkan Kekhawatiran
Topik utama diskusi hari Senin meliputi isu ekonomi global, kerja sama perdagangan, dan kebijakan terhadap Tiongkok. Menurut seorang diplomat Eropa, para pemimpin sepakat bahwa China adalah pesaing utama, dan konflik dagang internal hanya akan melemahkan posisi G7.
Diskusi juga menjajaki kemungkinan perluasan keanggotaan G7 untuk mencakup negara-negara demokratis lainnya.
Carney mengundang sejumlah negara non-G7 seperti Meksiko, India, Australia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Brasil, serta Ukraina untuk turut hadir dalam diskusi.
Tarif Perdagangan Jadi Sorotan
Isu perdagangan dan tarif menjadi agenda utama Trump dalam pertemuan bilateral dengan para pemimpin Jepang, India, dan Australia.
Trump dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengumumkan kesepakatan perdagangan yang dicapai bulan lalu, menjadikan Inggris sebagai negara pertama yang menyetujui penurunan tarif dari AS.
Namun, sumber menyebut tidak ada ekspektasi penyelesaian kesepakatan baru lainnya selama KTT berlangsung. Kanselir Jerman Friedrich Merz mengatakan ia berharap setidaknya ada langkah menuju penyelesaian sengketa tarif dengan AS, meskipun hasil akhir belum tentu tercapai di forum ini.
Baca Juga: Trump Lipat Gandakan Tarif Impor Baja dan Aluminium Kanada, Pasar Keuangan Terguncang
Carney menyatakan bahwa ia dan Trump sepakat untuk mencoba merampungkan kesepakatan ekonomi dan keamanan baru dalam 30 hari ke depan. Trump menegaskan bahwa tarif harus tetap menjadi bagian dari strategi ekonomi, meski posisi ini ditentang keras oleh Kanada.
“Kami menilai bahwa tarif tidak seharusnya dikenakan terhadap ekspor Kanada ke AS,” kata Kirsten Hillman, Duta Besar Kanada untuk Washington.
KTT G7 kali ini mencerminkan ketegangan geopolitik dan ketidaksepakatan internal di antara negara-negara demokrasi utama dunia, dengan peran AS di bawah Trump kembali menjadi sorotan utama.