Reporter: Vina Destya | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BERLIN. Inflasi kembali meningkat di Jerman namun melambat secara tajam di Spanyol. Pertumbuhan yang tidak merata ini membuat Bank Sentral Eropa (ECB) berfokus pada pengetatan moneter secara berkelanjutan.
Dilansir dari Bloomberg, pertumbuhan yang tidak merata ini juga dilatarbelakangi oleh tren inflasi yang bervariasi di kawasan Eropa.
Pada tahun 2022, Jernam menawarkan tiket kereta api dengan harga lebih murah kepada warganya dan mendorong pertumbuhan inflasi konsumen menjadi 6,8% per Juni 2022. Sementara itu di tahun yang sama, Spanyol mengalami pelemahan inflasi di bawah target pemerintah yang sebesar 2%.
Para pembuat kebijakan berencana mengeluarkan kebijakan yang sangat memperhatikan inflasi di zona Eropa, yang kemungkinan menunjukkan peningkatan dalam ukuran yang mendasari pertumbuhan inflasi konsumen.
Baca Juga: Klarifikasi Pentagon: Balon Mata-Mata China Tidak Mengumpulkan Informasi dari AS
Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan bahwa naiknya ukuran-ukuran inflasi yang mendasari lebih banyak tekanan inflasi domestik dipengaruhi juga oleh para pekerja yang telah dirugikan oleh guncangan inflasi.
“Melihat penurunan upah riil yang besar, yang akhirnya memicu proses pengejaran upah secara berkelanjutan,” ujar Christine dikutip dari Bloomberg, Jumat (30/6).
Jerman sebagai motor penggerak ekonomi Eropa memang memiliki risiko yang cukup tinggi untuk mengalami kenaikan inflasi.
Ekonom Bloomberg Martin Ademmer mengomentari bahwa inflasi Jerman meningkat tajam di bulan Juni dan diperkirakan inflasi inti mengalami lompatan yang lebih besar dan dapat meningkat lebih jauh selama musim panas.
“Hal ini terutama disebabkan oleh efek dasar dan perubahan bobot dalam keranjang konsumsi dan masih menjadi sesuatu yang buruk bagi ECB,” papar Martin.