kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Efek perang dagang terasa, China berjibaku membendung eksodus manufaktur


Sabtu, 20 Juli 2019 / 21:00 WIB
Efek perang dagang terasa, China berjibaku membendung eksodus manufaktur


Sumber: Nikkei | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. China berpacu untuk mempertahankan perusahaan asing di dalam negeri, di tengah tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap barang-barang asal China.

Berdasarkan penelitian Nikkei, setahun sejak genderang perang dagang ditabuh, lebih dari 50 perusahaan global, termasuk Apple dan Nintendo mengumumkan atau tengah mempertimbangkan rencana untuk memindahkan produksi ke luar China. 

Bukan hanya perusahaan asing. Pabrikan China serta yang berasal dari AS, Jepang dan Taiwan adalah bagian dari kelompok yang akan keluar dari China, termasuk produsen komputer, telepon pintar dan barang elektronik lainnya.

"Kami butuh langkah-langkah permanen untuk menghindari risiko tarif dan memenuhi syarat untuk pengadaan pemerintah AS," ujar Kiyofumi Kakudo, CEO Dynabook seperti dikutip dari Nikkei.

Dynabook membuat hampir semua PC notebook di China, terutama di pabrik Hangzhoi, 175 km barat daya Shanghai. "Meskipun tarif putaran keempat AS untuk sementara ditangguhkan, kami tidak dapat memastikan apa yang akan terjadi atau kapan," kata Kakudo.

Apple telah meminta pemasok utama untuk memindahkan 15%-30% dari produksi iPhone ke luar negeri. The Nikkei Asian Review melaporkan pada Rabu bahwa Apple akan memulai produksi percobaan earbud nirkabel AirPods yang populer di Vietnam. Uji coba seperti ini biasanya merupakan prekursor untuk produksi massal.

Pembuat PC asal AS HP dan Dell sedang berpikir untuk memindahkan 30% dari produksi notebook-nya di China ke Asia Tenggara dan tempat lain. Nintendo Jepang juga akan mengalihkan sebagian produksi sistem permainan Nintendo Switch dari China ke Vietnam.

Ada kekhawatiran bahwa langkah-langkah ini dapat menekan lapangan kerja dan konsumsi China. Untuk meminimalisir pukulan ini, Beijing meluncurkan karpet merah untuk pebisnis asing.

Tesla menjadi pabrikan yang terdepan dari upaya pemerintah ini. Pabrikan mobil listrik itu kini memindahkan peralatan ke pabrik barunya di pinggiran Shanghai. Perusahaan ini merekrut pekerja untuk mengatur jalurnya mulai bulan depan.

Tesla diyakini telah membeli lahan dengan harga diskon dari pemerintah setempat dan kemungkinan akan menerima pinjaman dengan bunga murah.

China secara bertahap membuka bisnis di luar negeri sejak tahun 2018, ketika ketegangan perdagangan dengan China semakin memanas. Menurut Kementerian Perdagangan, investasi langsung asing ke China meningkat 3,5% pada tahun ini menjadi sekitar US$ 70,7 miliar pada paruh pertama tahun ini.

Pada akhir Juni lalu China mengumumkan akan mengurangi pembatasan investasi asing di tujuh bidang, termasuk minyak dan gas. China juga berupaya untuk mempercepat pembukaan sektor keuangan bagi investor asing.

Tidak jelas apakah langkah ini cukup untuk mengimbangi dampak perang dagang. 

Di pabrik utama UE Furniture, sekitar 200 km sebelah barat Shanghai, karyawan mulai keluar dari gedung sekitar pukul 4.30 malam.

"Kami tidak lagi bekerja lembur karena tarif," ujar seorang karyawan. Perusahaan telah memutuskan untuk mendirikan fasilitas produksi di Vietnam untuk menghindari tarif Amerika. Tampaknya tidak ada opsi merumahkan karyawan sejauh ini, tetapi banyak karyawan yang pendapatannya menyusut karena jam kerja yang lebih pendek.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×