Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Novavax Inc mengklaim bahwa vaksin COVID-19-nya memiliki efektivitas lebih dari 90% dalam uji klinis tahap akhir di AS. Efektivitas tersebut termasuk terhadap berbagai macam varian virus corona yang mengkhawatirkan akhir-akhir ini.
Mengutip Reuters, uji klinis yang dilakukan terhadap hampir 30.000 sukarelawan di Amerika Serikat dan Meksiko itu mendorong Novavax untuk mengajukan otorisasi darurat di Amerika Serikat dan di tempat lain pada kuartal ketiga 2021 nanti.
Perusahaan menyebut vaksin berbasis protein ini memiliki efektivitas lebih dari 93% untuk melawan varian virus corona dominan yang lebih mudah menular serta telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan ilmuwan dan pejabat kesehatan masyarakat.
Baca Juga: Angkatan Laut China resmi tugaskan Nanning, kapal perusak baru dengan peluru kendali
Sementara uji coba sedang dilakukan, varian Alpha adalah yang paling umum beredar di Amerika Serikat. Varian tersebut juga terdeteksi di antara peserta uji coba,
Kepala penelitian dan pengembangan Novavax, Dr. Gregory Glenn, mengatakan vaksin ini 91% efektif di antara sukarelawan yang berisiko tinggi terkena infeksi parah dan 100% efektif dalam mencegah kasus COVID-19 sedang dan berat. Sementara Itu, ia juga bilang bahwa vaksin ini kira-kira 70% efektif melawan varian virus yang tidak dapat diidentifikasi oleh Novavax.
"Secara praktis, sangat penting bahwa vaksin dapat melindungi dari virus yang berkeliaran secara liar dalam hal varian baru,” kata Glenn.
Perusahaan juga mengatakan vaksin itu umumnya memiliki efek samping termasuk sakit kepala, kelelahan dan nyeri otot dan umumnya ringan. Hanya saja, cuma ada sebagian kecil peserta mengalami efek samping yang bisa dibilang parah.
Sebagai informasi, Novavax memiliki target tetap memproduksi 100 juta dosis per bulan pada akhir kuartal ketiga 2021 dan 150 juta dosis per bulan pada kuartal keempat 2021.
Baca Juga: China laporkan 20 kasus corona baru pada hari kemarin
Perusahaan yang berbasis di Maryland ini sejatinya telah berulang kali berjuang untuk mengakses bahan baku dan peralatan yang dibutuhkan untuk memproduksi vaksinnya.
Namun, dalam panggilan investor Mei lalu, Kepala Eksekutif perusahaan, Stanley Erck memastikan rintangan tersebut telah diatasi dan semua fasilitasnya sekarang dapat memproduksi vaksin COVID-19 dalam skala komersial.