kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi AS diramal moderat, diproyeksi tak mencapai target 3%


Kamis, 30 Januari 2020 / 16:22 WIB
Ekonomi AS diramal moderat, diproyeksi tak mencapai target 3%
ILUSTRASI. Ekonomi Amerika Serikat (AS) diproyeksi bakal mempertahankan laju pertumbuhan moderat pada kuartal IV. REUTERS/Denis Balibouse


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Ekonomi Amerika Serikat (AS) diproyeksi bakal mempertahankan laju pertumbuhan moderat pada kuartal IV.

Selain itu, merujuk artikel Reuters, Kamis (30/1) lalu kemungkinan besar AS akan kembali gagal untuk mencapai target pertumbuhan tahunan 3% yang didambakan pemerintahan Donald Trump. Target tersebut cukup sulit untuk terealisasi lantaran tingkat investasi mengalami penurunan di tengah ketegangan perang dagang AS dan China.

Baca Juga: The Fed diramal akan pertahankan suku bunga

Kementerian Perdagangan AS pun memberikan kisi kisi tingkat produk domestik bruto (PDB). Diproyeksikan, data ini akan membaik terutama pasca pihak Federal Reserve (The Fed) memangkas tingkat suku bunga acuan sebanyak tiga kali pada tahun 2019 untuk menjaga ekspansi terpanjang dalam sejarah yang kini telah memasuki tahun ke-11.

Namun, pertumbuhan sudah dipastikan melambat lantaran memudarnya langkah-langkah kebijakan stimulus dari Gedung Putih dan pengurangan pajak besar-besaran pada tahun 2018. Paket kebijakan Donald Trump kala itu digadang-gadang sebagai upaya untuk mengangkat pertumbuhan di atas 3%. Hanya saja, sejauh ini hal tersebut belum mencapai tujuan.

Laporan Kementerian Perdagangan tersebut muncul setelah pihak The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga. Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pada Rabu (28/1) lalu bahwa bank sentral AS hanya mengharapkan pertumbuhan ekonomi moderat dan keberlanjutan pertumbuhan.

Di samping itu, The Fed juga tak menampik bahwa tumbuh beberapa risiko baru, termasuk wabah virus Corona yang baru-baru ini merebak di China.

Baca Juga: Wah, defisit anggaran Pemerintah AS bisa tembus US$ 1 triliun tahun ini




TERBARU

[X]
×