Sumber: AP | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Perekonomian Amerika Serikat mulai melihat tanda-tanda perbaikan setelah jumlah pemohon tunjangan pengangguran turun hingga 14.000 pada minggu lalu.
Dilansir dari AP, pemohon tunjangan pengangguran minggu lalu turun menjadi 385.000 orang dari 399.000 orang pada minggu sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada hari Kamis (5/8).
Jumlah pendaftar sempat mencapai puncaknya pada awal Januari 2021, yakni hingga 900.000 orang. Sejak saat itu jumlahnya terus menurun, meski masih ada di level tertinggi dalam sejarah.
Baca Juga: Rupiah hari ini bakal disetir rilis data ekonomi AS
Sebelum pandemi menyerang AS pada Maret 2020, rata-rata pemohon tunjangan pengangguran sekitar 220.000 orang per minggu.
Bangkitnya kembali ekonomi AS didorong oleh program vaksinasi Covid-19 nasional yang terbilang cepat, sehingga meyakinkan pemilik bisnis untuk mulai bekerja secara normal.
Menurut survei FactSet, AS telah menambah lebih dari 540.000 pekerjaan per bulan tahun ini. Laporan Departemen Tenaga Kerja yang akan dirilis hari Jumat (6/8) diprediksi akan menunjukkan hampir 863.000 pekerjaan pada bulan Juli.
Secara keseluruhan, 13 juta orang Amerika menerima beberapa jenis bantuan pengangguran pada 17 Juli, turun dari 13,2 juta minggu sebelumnya dan 32 juta tahun sebelumnya.
Baca Juga: Gara-gara varian Delta, kasus global Covid-19 meroket
Pandemi Covid-19 di AS jelas belum berakhir, dan diperburuk oleh kehadiran varian Delta yang lebih ganas, terutama di kalangan orang yang belum menerima vaksin.
AS kini melaporkan rata-rata lebih dari 70.000 kasus baru per hari, naik dari kurang dari 12.000 per hari pada akhir Juni.
Sampai awal pekan ini, sekitar 70% orang dewasa di AS telah menerima setidaknya dosis pertama vaksin Covid-19. Jumlah itu sesuai dengan target Presiden AS Joe Biden meski agar terlambat.
Biden telah menetapkan tujuan vaksinasi 70% pada 4 Juli. Angka itu adalah perkiraan awal pemerintah untuk apa yang diperlukan untuk mencapai herd immunity di AS.
Tetapi itu dianggap belum cukup mengingat varian Delta kini sangat menular dan sangat berpotensi untuk menyerang kembali orang yang sempat terjangkit.