Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Pengeluaran pemerintah membuat perbedaan. Klaim pengangguran telah meroket, tetapi demikian juga jumlah uang yang direncanakan pemerintah untuk ditransfer ke masyarakat dan perusahaan besar dan kecil.
"Stabilisator" ini terbukti kuat dalam penurunan di masa lalu.
Baca Juga: Wall Street jatuh setelah kasus virus corona di AS tembus di atas 100.000
Bank sentral juga penting. Kesalahan kebijakan Federal Reserve dan kegagalan untuk mencegah serangkaian penutupan bank bisa dibilang berkontribusi terhadap depresi hebat di masa lalu.
Kali ini, seperti pada 2007, The Fed dan bank sentral global telah bergerak merendam ekonomi dengan menggelontorkan uang tunai dan membuat program baru untuk mencoba membatasi risiko kegagalan bisnis dan pengangguran yang berkelanjutan.
Langkah berikutnya yang paling penting, kata sekelompok ekonom dan pembuat kebijakan, adalah memperbaiki respons kesehatan masyarakat Amerika.
Sebuah tambal sulam pembatasan di seluruh negara bagian dan Gedung Putih yang lambat dimobilisasi dapat membuat dampak virus corona semakin buruk, kata para pakar kesehatan.
Baca Juga: Paus Fransiskus berikan berkat luar biasa yang dramatis untuk hilangkan virus corona
Desakan agar Presiden AS Donald Trump untuk "membuka kembali" ekonomi dengan cepat membawa risiko.
Mencabut kebijakan lockdown dinilai terlalu dini dapat menyebabkan gelombang depresi kedua, menurut sebuah studi yang berfokus pada China yang diterbitkan minggu ini di Lancet Public Health Journal.
Semakin tinggi korban virus, dan semakin lama wabah berlangsung, semakin banyak kerusakan pada perekonomian.
"Urutan pertama bisnis adalah untuk mendapatkan penyebaran virus di bawah kendali dan kemudian melanjutkan kegiatan ekonomi," kata ketua Fed Jerome Powell pada hari Kamis.