kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonomi Australia Melambat di Kuartal III-2022, Ini Penyebabnya


Rabu, 07 Desember 2022 / 10:00 WIB
Ekonomi Australia Melambat di Kuartal III-2022, Ini Penyebabnya


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Pertumbuhan ekonomi Australia melambat pada kuartal III-2022. Tekanan bagi ekonomi Australia datang dari tingginya harga dan kenaikan suku bunga acauan yang membuat daya beli konsumen.

Rabu (7/12), Biro Statistik Australia merilis, produk domestik bruto (PDB) riil Australia naik 0,6% pada kuartal III-2022. Realisasi tersebut melambat dari pertumbuhan ekonomi Australia di kuartal II-2022 yang sebesar 0,9% dan tepat di bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi 0,7% di periode Juli-September 2022.

Dengan hasil tersebut, pertumbuhan tahunan ekonomi Australia masih mencapai 5,9%, lebih cepat dari China, meskipun sebagian besar berkat ledakan ekonomi yang terjadi di akhir tahun lalu, ketika ekonomi dibuka kembali dari penguncian pandemi.

Konsumsi rumah tangga kembali menjadi mesin pertumbuhan dengan kenaikan sebesar 1,1% di kuartal III-2022, didorong oleh pengeluaran untuk perjalanan, makan di luar dan kendaraan bermotor baru.

Namun, realisasi itu turun dari kenaikan 2,1% yang terjadi di kuartal kedua dan menjadi kenaikan terendah dalam setahun.

Ada juga tanda-tanda konsumen mengencangkan ikat pinggang karena rasio tabungan turun menjadi 6,9% di kuartal III-2022, dari 8,3% yang dicetak pada kuartal II-2022, dan mencapai puncaknya di atas 20% selama pandemi.

Baca Juga: Selain Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi, Ekonomi Inggris Tertekan Brexit

Posisi pertumbuhan ekonomi Australia ini menunjukkan rencana Reserve Bank of Australia (RBA) untuk memperlambat permintaan, dan pada akhirnya inflasi, berhasil.

"Kenaikan yang layak dalam PDB kuartal III-2022 mungkin menandai keberhasilan terakhir untuk ekonomi Australia karena kebijakan moneter yang lebih ketat dan penurunan pendapatan riil membebani pengeluaran," kata Marcel Thieliant, Ekonom Senior di Capital Economics.

Seperti diketahui, RBA pada hari Selasa (6/12) menaikkan suku bunga seperempat poin ke level tertinggi 10 tahun sebesar 3,10%, sehingga total pengetatan sejak Mei mencapai 300 basis poin.

Para pelaku pasar pun bertaruh bawah RBA belum selesai mengerek suku bunga. Di mana, suku bunga diisyaratkan mencapai puncaknya sekitar 3,6% pada pertengahan tahun depan.

Bukti tekanan inflasi tersebar luas dalam laporan PDB karena indeks harganya untuk permintaan domestik melonjak 1,8% pada kuartal III-2022, kenaikan terbesar sejak pengenalan pajak penjualan pada tahun 2000.

Kompensasi karyawan, salah satu proksi untuk upah, membanggakan kenaikan terbesar sejak 2006 karena perusahaan dipaksa membayar untuk menarik dan mempertahankan staf dengan pengangguran di posisi terendah lima dekade sebesar 3,4%.

Negara ini masih mengarungi uang tunai berkat harga yang sangat tinggi untuk banyak ekspor sumber dayanya. Itu membantu PDB nominal tumbuh 13,1% pada tahun hingga September untuk mencapai rekor A$2,38 triliun ($1,59 triliun), atau A$91.847 untuk setiap orang Australia.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×