kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.305.000   42.000   1,86%
  • USD/IDR 16.653   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.164   -20,19   -0,25%
  • KOMPAS100 1.136   -7,73   -0,68%
  • LQ45 832   -5,41   -0,65%
  • ISSI 282   -1,61   -0,57%
  • IDX30 437   -3,69   -0,84%
  • IDXHIDIV20 503   -5,62   -1,10%
  • IDX80 128   -0,88   -0,68%
  • IDXV30 136   -1,98   -1,44%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Ekonomi China Goyah: PMI Manufaktur Anjlok 7 Bulan Beruntun


Jumat, 31 Oktober 2025 / 09:56 WIB
Diperbarui Jumat, 31 Oktober 2025 / 09:57 WIB
Ekonomi China Goyah: PMI Manufaktur Anjlok 7 Bulan Beruntun
ILUSTRASI. Aktivitas pabrik di China kembali menyusut untuk bulan ketujuh berturut-turut pada Oktober 2025.


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Aktivitas pabrik di China kembali menyusut untuk bulan ketujuh berturut-turut pada Oktober 2025.

Kondisi ini memperkuat seruan agar pemerintah menambah stimulus guna mendorong permintaan domestik, di tengah tekanan ekspor dan perang harga di pasar global.

Biro Statistik Nasional China (NBS) mencatat, indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur turun menjadi 49,0 pada Oktober dari 49,8 di September, atau berada di bawah ambang batas ekspansi 50.

Baca Juga: Won Korea Pimpin Penguatan Jumat (31/10) Pagi, di Tengah Lesunya Mata Uang Asia

Angka tersebut juga lebih lemah dibandingkan perkiraan analis Reuters sebesar 49,6 dan merupakan posisi terendah dalam enam bulan terakhir.

Sementara itu, PMI non-manufaktur yang mencakup sektor jasa dan konstruksi naik tipis menjadi 50,1 dari 50,0 pada bulan sebelumnya.

“Momentum ekonomi China telah melemah sejak pertengahan tahun. Perlambatan sektor properti terus menekan permintaan domestik, sementara kebijakan fiskal belum cukup agresif untuk menahan pelemahan ini,” ujar Zhiwei Zhang, Kepala Ekonom Pinpoint Asset Management.

Permintaan Lesu dan Ekspor Merugi

Lesunya aktivitas pabrik terjadi di tengah kesulitan produsen mempertahankan pemulihan pasca-pandemi COVID-19 dan dampak perang dagang berkepanjangan dengan Amerika Serikat.

Baca Juga: Emas Mengilap Lagi Jumat (31/10), Aksi Buru Murah Setelah Suku Bunga AS Turun

Banyak produsen China kini berupaya menjual barang ke pasar non-tradisional seperti Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah, dan Afrika sering kali dengan harga di bawah biaya produksi, yang semakin menekan margin keuntungan.

Beberapa analis menilai penurunan PMI ini kontras dengan data output industri dan laba pabrikan yang justru menunjukkan pertumbuhan selama dua bulan terakhir.

Namun, mereka menilai kenaikan tersebut kemungkinan besar ditopang oleh dorongan sementara dari perusahaan milik negara (BUMN).

Ekonomi Melambat, Stimulus Tambahan Jadi Sorotan

Pertumbuhan ekonomi China melambat menjadi 4,8% pada kuartal III-2025, level terlemah dalam setahun terakhir.

Baca Juga: Bill Gates Sempat Peringatkan Investasi ke OpenAI Itu Seperti Bakar Uang

Meski masih sejalan dengan target pemerintah sekitar 5% tahun ini, laju pertumbuhan tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang ketergantungan Beijing pada permintaan eksternal di tengah ketegangan perdagangan yang terus meningkat.

Partai Komunis China baru-baru ini berjanji akan meningkatkan konsumsi domestik dan memperkuat sektor industri strategis dalam pertemuan tertutup selama empat hari yang merumuskan arah kebijakan lima tahun ke depan.

Namun, sejumlah ekonom skeptis bahwa langkah tersebut akan membawa terobosan baru.

Mereka menilai Beijing cenderung kembali menggunakan strategi lama: menyalurkan pembiayaan besar ke perusahaan milik negara sambil mengabaikan sektor swasta dan konsumsi rumah tangga.

“Stimulus yang diberikan kemungkinan hanya cukup untuk mencapai target tahunan dan menjaga indikator ekonomi tetap stabil menjelang periode rencana pembangunan lima tahun berikutnya,” ujar Dan Wang, Direktur China di Eurasia Group.

Baca Juga: Rekor! Nikkei Jepang Cetak Level Tertinggi Jumat (31/10), Ini Pendorong Utamanya

Sementara itu, analis memperkirakan PMI sektor swasta RatingDog yang akan dirilis Senin (3/11) mendatang bakal berada di level 50,9, turun dari 51,2 pada bulan sebelumnya — mengindikasikan ekspansi yang semakin melambat.

Selanjutnya: Humpuss Maritim (HUMI) Raih Pendapatan US$ 96,48 Juta Hingga Kuartal III-2025

Menarik Dibaca: Harga Emas Konsolidasi di atas US$ 4.000, tapi Masih Turun 2,4% Sepekan




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×