kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.367.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.745   35,00   0,21%
  • IDX 8.414   47,83   0,57%
  • KOMPAS100 1.168   8,64   0,75%
  • LQ45 850   7,41   0,88%
  • ISSI 293   1,70   0,58%
  • IDX30 447   5,19   1,17%
  • IDXHIDIV20 513   3,08   0,60%
  • IDX80 131   0,98   0,75%
  • IDXV30 138   0,30   0,22%
  • IDXQ30 141   1,07   0,76%

Ekonomi Digital Asia Tenggara Tembus US$300 Miliar, Singapura Pimpin Investasi AI


Rabu, 12 November 2025 / 09:55 WIB
Ekonomi Digital Asia Tenggara Tembus US$300 Miliar, Singapura Pimpin Investasi AI
ILUSTRASI. Pemandangan cakrawala kawasan pusat bisnis di Singapura, 27 Mei 2025. REUTERS/Edgar Su/File Photo


Sumber: Channel News Asia | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – SINGAPURA. Nilai ekonomi digital Asia Tenggara diproyeksikan melampaui US$300 miliar pada akhir tahun 2025, mencatat pertumbuhan kuat selama satu dekade terakhir, menurut laporan terbaru yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company.

Laporan bertajuk e-Conomy SEA 2025, yang diluncurkan pada Selasa (11/11/2025), memperluas cakupan ke Brunei, Kamboja, Laos, dan Myanmar, sehingga kini mencakup 10 negara kawasan Asia Tenggara.

“Sepuluh tahun lalu, kami memperkirakan ekonomi digital Asia Tenggara akan mencapai US$200 miliar pada 2025 dan kini angka itu sudah terlampaui tiga tahun lebih cepat,” ujar Sapna Chadha, Wakil Presiden Google untuk Asia Tenggara dan Asia Selatan frontier dilansir dari laman Channelnewsasia Rabu (12/11/2025).

Baca Juga: Ringgit Malaysia Menguat Rabu (12/11) Pagi, Mata Uang Asia Lain Melemah Tipis

Pertumbuhan Stabil dan Peningkatan Profitabilitas

Nilai gross merchandise value (GMV), nilai total barang dan jasa yang diperdagangkan secara daring diperkirakan mencapai US$300 miliar, sementara pendapatan industri digital akan menembus US$135 miliar seiring peningkatan profitabilitas.

Lima sektor utama yang menyumbang GMV adalah e-commerce, layanan pesan-antar makanan, transportasi daring, perjalanan online, dan media digital.

E-commerce tetap menjadi motor utama dengan GMV mencapai US$185 miliar dan pendapatan sekitar US$41 miliar tahun ini.

Baca Juga: Topan Fung-wong Menyebabkan Banjir di Taiwan, Ribuan Orang Dievakuasi

Pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi video commerce atau shoppertainment, yang kini menyumbang 25% dari total penjualan e-commerce, naik dari kurang dari 5% pada 2022.

“Pembeli ingin lebih terlibat dengan penjual, dan para kreator kini aktif membuat lebih dari 30 video setiap bulan untuk menarik audiens,” kata Florian Hoppe, Partner di Bain & Company.

Sektor perjalanan daring juga mencatat pertumbuhan kuat berkat tingginya tarif tiket dan akomodasi, serta pelonggaran kebijakan visa di sejumlah negara.

Baca Juga: Trump Ancam Gugat BBC, Dua Petinggi Mundur di Tengah Tuduhan Bias

Singapura Kuasai 55% Pendanaan AI Kawasan

Laporan itu juga menyoroti peningkatan pendanaan swasta di Asia Tenggara yang tumbuh sekitar 15% menjadi US$8 miliar dalam setahun terakhir.

Dari jumlah tersebut, lebih dari US$2 miliar dialokasikan untuk startup berbasis kecerdasan buatan (AI) dengan Singapura menyerap 55% dari total investasi AI di kawasan.

Sebagai pusat teknologi regional, Singapura menjadi rumah bagi hampir 500 startup AI aktif dari sekitar 700 startup AI di Asia Tenggara.

Negara itu mengantongi pendanaan AI senilai US$1,31 miliar antara paruh kedua 2024 dan paruh pertama 2025.

“Mayoritas perusahaan AI memang berbasis di Singapura, tetapi kami juga melihat adopsi AI yang meluas di seluruh kawasan,” ujar Fock Wai Hoong, Kepala Asia Tenggara Temasek.

Baca Juga: Bursa Asia Bergerak Tipis Rabu (12/11) Pagi, Menunggu Akhir Penutupan Pemerintah AS

Daya Tarik AI dan Infrastruktur Digital

Google menilai kekuatan ekosistem AI Singapura kini memiliki efek limpahan ke negara tetangga, menjadikan Asia Tenggara sebagai “magnet global untuk infrastruktur AI.”

Namun, dengan konsumsi energi yang mendekati batas maksimum, penyedia layanan komputasi awan (cloud) kini mengalihkan fokus ke Malaysia dan negara lain di kawasan untuk ekspansi pusat data.

Kapasitas pusat data Asia Tenggara diperkirakan tumbuh 180% dalam beberapa tahun mendatang, jauh lebih cepat dibandingkan rata-rata pertumbuhan di kawasan Asia Pasifik.

Baca Juga: ASIO: Spionase Siber Rugikan Australia Rp 130 Triliun, China di Balik Serangan

“AI adalah tema investasi global yang tak bisa diabaikan,” tambah Fock.

“Dampak AI terhadap pendanaan digital akan terus meningkat, meski ada sedikit kehati-hatian soal valuasi saat ini.”

Selanjutnya: Grafik Harga Emas Antam, Hari Ini Naik atau Turun? (12 November 2025)

Menarik Dibaca: Masih Naik Terus, Simak Harga Emas Antam Hari Ini Rabu 12 November 2025




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×